pola pelaksanaan proyek

Masih ingat pola 3-4-3 dalam sepakbola? Pola ini dipakai oleh pelatih apabila mengingingkan pola menyerang dalam bermain. Tim-tim yang menerapkan pola ini bermain sangat atttactive dan menarik untuk ditonton.

Ya, bagi penonton sangat membosankan bila menonton pemain dengan pola bertahan ala catenaccio-nya Italia atau gaya tradisional Inggris Raya dengan kick and rush.

Dengan kick and rush pemain bek atau pemain tengah cenderung langsung menendang bola ke kotak penalti lawan jika mendapat bola dan membiarkan pemain depan berjuang sendirian mencetak gol.

Tiba-tiba dunia sepakbola kedatangan Johan Cruyff dengan mengusung total football dengan kecenderungan menggunakan pola 3-4-3 yang merupakan titisan ayah angkatnya Rinus Michels. Dengan total football prinsip bermain bola adalah pertahanan terbaik adalah menyerang. Sang meneer bisa dikatakan berjaya di Barcelona sebagai pemain dan pelatih.

Pola 3-4-3 bisa diterapkan dalam mengelola proyek properti. Implementasinya adalah tiga puluh persen biaya beli tanah, empat puluh persen biaya Harga Pokok Produksi (HPP) non tanah dan tigapuluh persen adalah laba bersih.

Jadi dapat dilihat bahwa keuntungan minimal yang harus didapat ketika membuka suatu proyek adalah sama besar dengan harga tanah. jika Anda beli tanah seluas lima ribu meter persegi dengan harga lima Milyar, maka keuntungan yang harus diraih adalah 5 Milyar juga, kalau bisa lebih besar lebih bagus lagi.

Dari mana angka ini ketahuan? Ya dari analisa proyek dalam bentuk Studi Kelayakan Proyek atau sekurangnya analisa dengan software yang Anda miliki atau dengan metode analisa apapun yang anda bisa.

Anda bisa minta bantuan kepada siapapun yang bisa menganalisa proyek atau Anda juga bisa ikut workshop developer properti karena dalam workshop tersebut Anda diajari bagaimana menganalisa lahan untuk dijadikan proyek perumahan. Bagaimanapun prinsip analisanya keuntungan harus sama dengan harga tanah. Barulah proyek bisa dengan status GO!.

Indikasi lain dari suksesnya proyek adalah ketika proyek selesai, maka Anda harus bisa membuka dua atau tiga proyek baru dari hasil proyek pertama.

Inisiasi proyek bisa saja berbarengan dengan proyek pertama tapi pelaksanaan bisa dimulai ketika proyek pertama sudah menghasilkan cash in dan bisa di-autopilot-kan. Kuncinya adalah bentuk super team, bukan Superman, secara Superman Is Dead.

Sudah nonton film Man of Steel? Film itu betul-betul pembodohan oleh Uwak Sam sana. Masa sih manusia berkelahi sambil terbang dan nabrak-nabrak lusinan gedung, dan malah gedungnya yang pada hancur. Hahahaha, betul-betul melecehkan ilmu Struktur Baja dan Beton yang saya pelajari di Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas dulu.

Harusnya dan memang harus, manusia menabrak gedung ya manusianya yang koit bukan malah gedungnya yang hancur. Ohya konon katanya Superman bukan manusia, jadi tidak akan ada manusia menjadi Superman.

Sekali lagi dalam setiap langkah bisnis Anda jangan lupa membentuk super team alih-alih menjadi Superman. Dengan tim super, Anda memiliki lebih banyak waktu memikirkan yang lain.

Ingat selalu pola 3-4-3 jika Anda akan nyaplok tanah ya… Good luck!

Lihat artikel lainnya:
Merencanakan Proyek Properti dengan Pola Menyerang 3-4-3

One thought on “Merencanakan Proyek Properti dengan Pola Menyerang 3-4-3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×

Hallo...!

Workshop Cara Benar Memulai Bisnis Developer Properti Bagi Pemula akan diadakan tanggal 20-21 Januari 2024 di Jakarta

× Info Workshop Developer Properti