Sikap objektif dari seorang broker properti dibutuhkan supaya penjual dan pembeli merasa nyaman dan terlindungi haknya.

Bagi penjual, sikap objektif broker menyebabkan dia menerima haknya sebagai pemilik properti sebagaimana mestinya, terutama tentang harga.

Seorang broker properti harus menyampaikan kepantasan harga sebenarnya properti tersebut kepada pemilik.

Sementara bagi pembeli, sikap objektif seorang broker properti amat dibutuhkan untuk membantu pembeli memperoleh properti sesuai dengan keinginannya dan terhindar dari hal-hal yang merugikan di kemudian hari.

Oleh karena itu seorang broker properti harus menyampaikan kondisi properti apa adanya. Jika memang properti tersebut ada kekurangan maka seorang broker harus menyampaikannya kepada pembeli.  

“Rumah ini dulu pernah diklaim oleh beberapa orang, tetapi saat ini sudah selesai dan sertifikat sudah atas nama penjual.”

 “Rumah ini dibangun tahun 80-an sehingga beberapa bagian sudah harus diganti, genteng di bagian dapur ada rembesan air ketika hujan.”

“Dinding di bagian samping ada retak rambut, namun bila diplester sedikit saja sudah rapi lagi.”

“Rumah ini luas riil-nya 120 m2 tapi di IMB-nya luasnya hanya 90 m2 karena ada penambahan luas.”

“Sebenarnya tanahnya kotak, tetapi di bagian belakang agak miring sehingga bentuk lahannya tidak persis kotak.”

“Dulu di rumah ini mungkin saja ada makam, karena kan sudah sering berganti pemilik, tapi sekarang makamnya sudah tidak ada Pak, orang-orang di sini juga bilang kok ngga ada masalah tentang itu.”

“Di belakang ada fasilitas umum Pak.” Jawaban seperti ini mungkin membuat pembeli lebih nyaman apabila memang ada makam di belakang rumah. Jika tidak ditanya lagi ya diamkan saja.

Tetapi jika ditanya lagi Anda harus terus terang bahwa di belakang ada 2 makam—misalnya. Anda tidak boleh berbohong kepada klien Anda, dimana dengan jawaban seperti di atas Anda tidak berbohong kan?.

Kejujuran-kejujuran seperti di atas harus Anda sampaikan kepada calon pembeli karena nanti dialah yang akan menggunakan properti tersebut.

Sedangkan ketika sudah terjadi transaksi, Anda sebagai brokernya sudah tidak ada lagi hubungan dengan properti tersebut. Kasarnya, kerjaan seorang broker hanya sampai terjadi jual beli dan menerima komisi.

Demikian juga Anda wajib menyampaikan kelebihan-kelebihan properti yang dijual—malah wajib hukumnya.

Tanpa diajarkanpun seorang broker harus mampu menyampaikan ini dengan terampil karena nilai positif dari propertilah yang membuat orang tertarik untuk membeli.

“Rumah ini nantinya akan berada di pinggir jalan karena akan ada pelebaran jalan yang akan dikerjakan 3 bulan lagi.”

“Tahun lalu harga properti ini hanya 300 juta rupiah, sekarang sudah menjadi 380 juta rupiah, kemungkinan tahun depan harganya akan naik lagi karena akan dibangun kantor pemda tak jauh dari sini.”

Rumah ini didisain oleh arsitek hebat sehingga tinggal di dalamnya sangat nyaman, pencahayaan alami dan sirkulasi udara juga sangat bagus. Pokoknya Bapak sangat nyaman tinggal di dalamnya, coba aja duduk sebentar di dalam rumah dan rasakah hawa sejuknya.”

Lihat artikel lainnya:
Pentingnya Sikap Objektif Bagi Seorang Broker Properti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×

Hallo...!

Workshop Cara Benar Memulai Bisnis Developer Properti Bagi Pemula akan diadakan tanggal 20-21 Januari 2024 di Jakarta

× Info Workshop Developer Properti