Hiiii ngeri kali ya.. hahahaha.. kali ini saya nulis yang santai aja tentang pengalaman yang saya alami ketika ditawarin suatu lahan. Dibilang lucu ya lucu, dibilang bikin kesal, ya banget. Dari harapan yang membuncah awalnya sampai senyum kecut setelah melihat lokasinya.

Saya ditawarin tanah oleh seorang broker yang berpangkat sebagai broker tradisional. Saya begitu tertarik ketika menerima penawaran lahan tersebut. Premisenya sangat apik, dijual tanah seluas 2,4 Hektar, lokasi di Bekasi Utara berarti masih termasuk kota, bukan kabupaten. 

Pinggir jalan besar, strategis, siap bangun, harga sangat murah untuk ukuran lokasi yang disebutkan. Setelah nanya-nanya ke brokernya dia bilang bahwa pemilik tanah bersedia tanahnya untuk dikelola menjadi perumahan dengan sistem kerjasama lahan.

Jadi pembayaran tanahnya bisa diundur dan termin sampai sekian bulan. Betul-betul lokasi idaman developer tanpa modal. Hehehehe…

Si pemilikpun sudah jarang melihat tanahnya karena dia tinggal di daerah lain, tanah ini betul-betul sudah terlantar tanpa perawatan. Saya sangat tertarik untuk survey tanah ini karena pemilik tidak butuh uang muka. Dengan demikian modal awal yang diperlukan untuk memulai proyek ini bisa menjadi lebih murah.

Eng ing eng… hari yang disepakati untuk survey tiba, saya berangkat dari Jakarta bareng seorang partner. Setelah sebegitu jauh perjalanan tibalah di lokasi.

Broker memberikan informasi bahwa tanahnya berada di pinggir jalan besar, kenyataannya memang jalan besar tapi jalan tanah yang biasa ada di kampung yang belum beraspal dan berlubang-lubang yang sering dilalui kerbau.

Lokasi berada kurang lebih 4 km dari jalan yang sudah diaspal dan ada sambungan listriknya. Melihat peta lokasi dan kondisi masyarakat sekitar tanah ini hanya cocok dibangun perumahan sederhana bahkan perumahan bersubsidi yang sering disebut Rumah Sederhana Sehat, Rumah Sederhana Tapak atau apalah sebutan lainnya.
Jadi di lokasi, sambungan listrik belum tersedia, kalau mau dapat sambungan listrik ya musti biayain sambungan utama sejauh 4 km. Sudah kebayang biayanya kan?

Yang bikin ngeri lagi adalah kondisi kontur lahan yang seperti rawa-rawa di beberapa bagian, dan ada lagi yang membuat saya senyum kecut karena ada kali selebar 10 meter yang membelah lokasi. hahahaha.. mediatornya bilang sungai ini bisa dibuat seperti lokasi wisata untuk penghuni.

Doi ngga mikir dengan luasan hanya 2,4 Hektar berapa biaya yang ditanggung oleh masing-masing rumah untuk luasan sungai yang terbuang dan biaya pembangunan fasilitas wisata itu. Dan apa cocok perumahan sederhana ada wisata sungai, siapa yang menaggung biaya maintenance-nya? Hadeeeh…

Apalagi kalo lokasi dilihat pada saat matahari mulai tenggelam dan senja mulai menjelang, tanah ini menjadi gelap dan menakutkan tanpa cahaya sama sekali.

Ya.. seperti lokasi untuk tempat jin buang anak… hahahahaha…
Sekali lihat saja saya sudah bisa memutuskan bahwa lokasi ini tidak layak untuk didevelop saat ini. Mungkin nanti jika ada akses yang lebih baik dan ada pembangunan fasilitas yang dapat mengundang masyarakat untuk tinggal.

Begitulah jika kita sering ditawarin lahan dengan iming-iming lokasi yang sangat bagus dan bisa scheme pembayaran lunak, biasanya lokasi tidak bisa dijual secara cash.

Tidak ada pembeli yang tertarik untuk membeli karena berbagai kekurangan lokasi, maka datanglah penawaran kerjasama kepada setiap developer dan developerpun ternyata punya itung-itungan dan pandangan yang sama, tanah tersebut tidak feasible untuk dibangun perumahan!.

 

Yang jelas perhitungan seorang developer dan perhitungan mediator berbeda, mediator selalu bilang tanahnya sangat bagus, strategis, murah dan sangat menguntungkan jika dibangun proyek. Mereka sangat berkepentingan menggolkan transaksi karena mereka akan mendapatkan brokerage fee.

Mereka ngga mikirin apakah tanah ini nanti bisa laku jika dibangun perumahan. Jadi mereka akan bilang semua tanah bagus dan strategis walaupun tanahnya lebih pantas untuk jadi sarang genderuwo daripada dibangun jadi perumahan.

Bagaimanapun kondisinya seorang developer tetap membutuhkan jasa seorang broker tradisional, karena segala informasi mengalir dari mereka, baik informasi liar maupun informasi yang benar. Hanya saja seorang developer musti menyiapkan mental menghadapi hal-hal yang mengecewakan dan diluar dugaan lainnya.

Seperti tanah yang saya lihat tadi, mereka infokan tanah strategis, pinggir jalan besar, harga murah. Infonya tidak salah karena itu merupakan pandangan mereka sebagai broker, sedangkan pandangan kita berbeda dengan pandangan para broker terhadap suatu lokasi.

Pastinya developer memiliki perhitungan sendiri dalam melihat suatu lahan. Ada banyak hal yang harus diperhatikan karena menyangkut biaya yang dibutuhkan untuk proyek, seperti lokasi ini belum punya sambungan listrik sudah pasti butuh sambungan listrik di awal supaya proyek bisa dijual.

Apalagi kontur tanah tidak datar, berupa rawa dan butuh pekerjaan berat. Ujung-ujungnya pembengkakan biaya.

Dan yang lebih penting lagi penyebab lokasi ini nantinya sulit dijual karena berada di lokasi yang jauh dari keramaian, tidak dilalui angkutan umum yang salah satu faktor penarik untuk perumahan sederhana. Ya, seperti judul artikel ini, tanah ini tepatnya untuk tempat jin buang anak alih-alih untuk dibangun perumahan… hehehehe…

Memang untuk mendapatkan lahan yang bagus dengan harga murah dan bisa dengan cara pembayaran yang kompromistis tidak mudah. Diperlukan effort ekstra dan kesabaran tingkat tinggi.

Tanah yang layak untuk dijadikan proyek dengan pola yang diinginkan mungkin hanya punya probabilitas satu persen dari tanah yang kita survey. Jadi untuk mendapatkan satu deal dibutuhkan seratus kali kita survey lahan. Hmmmm… pekerjaan yang sangat berat bagi sebagian orang tapi sangat mengasikkan bagi sebagian lainnya…

Apakah Anda siap jadi developer dengan kondisi ini?

Lihat artikel lainnya:

Menu

Tags

Ternyata Tanahnya Tempat Jin Buang Anak
Tagged on:

One thought on “Ternyata Tanahnya Tempat Jin Buang Anak

  • July 19, 2019 at 2:16 am
    Permalink

    Selamat pagi pak Asriman, sy termasu penggemar tulisan bapak, krn sangat informatif dan mudah dicerna bahasanya.
    Banyak tulisan bapak yang memotivasi hidup saya, karena profesi sy juga di properti, khususnya sebagai broker.
    Alhamdulillah sy beberapa kali menggoalkan poyek pengadaan lahan, salah satu nya lahan 11Ha di Cikopo Purwakarta untuk BUMN .

    Selain itu, saya juga concern pengadaaan lahan untuk sistem kerjasama. Dan setelah melihat artikel atas, sy terinspirasi untuk mengajukan kerjasam dengan bapak, sebagai developer, dan saya sebagai broker pengadaan lahan, tentu yg akan saya tawarkan itu potensial, prospectable untuk perumahan. Biasanya saya ajukan 2 mekanisme, kerjasama dan pembayaran termin minimal 1 tahun.
    Sehubungan dengan hal tersebut, besar harapan saya bisa bekerja sama dengan bapak untuk proyek perumahan area Jabotabeka.
    Ini no WA saya 081310831118.

    Atas perhatian dan kerjasamanya, sy ucapkan terima kasih.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×

Hallo...!

Workshop Cara Benar Memulai Bisnis Developer Properti Bagi Pemula akan diadakan tanggal 20-21 Januari 2024 di Jakarta

× Info Workshop Developer Properti