Saat ini ada dua platform periklanan online dengan sistem pay per-clik yang bisa Anda manfaatkan untuk memasarkan produk atau jasa Anda. Google Adwords (GA) dan Facebook Ads (FBA). Pertanyaannya mana yang lebih efektif kita gunakan sebagai media periklanan?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas mari kita lihat dulu karakter kedua monster penghasil uang bagi pemiliknya tersebut.

Mari kita lihat dari sisi bagaimana mereka membantu kita. Pertama kita lihat GA.

Iklan yang dipasang di GA akan muncul jika seseorang mencari sesuatu yang sesuai dengan kata kunci yang dibidik si pengiklan. Jadi iklan produk yang muncul sesuai dengan keinginan si pembutuh produk atau jasa tersebut.

Misalnya seorang pengiklan membidik kata kunci “nasi padang” ketika melakukan set-up di dashboard GA-nya, maka jika ada seseorang mengetik “nasi padang” pada kotak pencarian Google maka situs pengiklanlah yang muncul.

Bagaimana jika ada lebih dari 1 pengiklan yang membidik kata kunci tersebut?

Mesin GA menerapkan auto bidding, yaitu lelang secara otomatis kata kunci. Di dashboard pemasang iklan akan ada harga tertera. Dan ada sugesti harga supaya situsnya menjadi nomor 1.

Ini biasanya selalu berubah. Jika seseorang sudah mengambil posisi nomor 1 maka jika yang lain juga ingin posisi nomor 1 maka di dashboard pesaing juga muncul penawaran harga supaya menjadi peringkat 1 dan tentu saja harganya lebih tinggi dari semua angka yang dipasang pengiklan.

Begitulah lingkarannya terus berputar. Sampai kapan? Ya sampai kapanpun, sampai ada yang menyerah tidak kuat lagi setor uang ke GA… Hehehehe.

Uang-uang inilah yang mengalir seperti air bah ke kantong Google. Konon, penghasilan setahun klub sepakbola tenar seperti Manchester United yang lebih dari 300 juta dolar bisa didapat oleh Google dalam waktu hanya 3 hari! Inilah yang saya namakan monster penghasil uang.

Jika dianalogikan prinsip periklanan di GA adalah seperti seorang yang kelaparan dan mencari rumah makan padang. Mereka sangat butuh. Orang kelaparan ini adalah konsumen Anda dan rumah makan padang adalah produk atau jasa Anda. Untuk membeli makanan di warung padang tentu butuh uang, itulah uang untuk Anda.

Bagaimana dengan Facebook Ads?

FBA kurang lebih berbeda dalam prinsip periklanan. Terutama tentang kemunculan iklan yang dipasang pengiklan.

Sistem penarikan biaya kurang lebih sama, pay per-click (PPC). Jadi pengiklan akan ditarik biaya oleh platform ketika ada orang yang mengklik iklannya.

Apakah dengan sistem auto bidding di tangan pengiklan juga? Nggak, iklan pengiklan muncul secara acak pada orang-orang yang ditarget, sampai batas atas pengeluaran perhari terpenuhi.

Orang yang ditarget?

Maksudnya begini, ketika membuat iklan si pengiklan bisa menargetkan iklannya ke pengguna Facebook berdasarkan gender, wilayah, umur, minat, pekerjaan dan lain-lain.

Contohnya jika Anda misalnya mencantumkan minat Anda terhadap bisnis properti, maka nanti akan muncul iklan yang berhubungan dengan iklan properti di wall Anda. Anda pernah mengalaminya bukan? Kok saya seperti diteror oleh iklan. Tiap hari malah, padahal saya tidak minat.

Mungkin saja iklan itu berupa portal jual beli properti, iklan workshop developer properti yang saya adakan dan lain-lain.

Jadi iklan itu akan muncul beberapa kali di wall Anda. Walaupun Anda sebenarnya tidak butuh iklan tersebut.

Jika dianalogikan, beriklan di FBA itu seperti pedagang nasi goreng keliling yang lewat di depan rumah tiap malam. Kita nggak butuh nasi goreng, tetapi karena tiap hari lewat di depan rumah dan tetangga beli sehingga tercium wanginya maka kitapun akhirnya beli.

Jadi ngga butuh lagi nasi padang.. hehehehe…

Dan silahkan menyimpulkan sendiri mana yang lebih efektif

 

Lihat artikel lainnya:
Google Adwords dan Facebook Ads, Anda Pilih Mana?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×

Hallo...!

Workshop Cara Benar Memulai Bisnis Developer Properti Bagi Pemula akan diadakan tanggal 20-21 Januari 2024 di Jakarta

× Info Workshop Developer Properti