Salah satu strategi promosi yang bisa dirimu praktekkan dalam menjual produk properti adalah dengan cara mengiming-imingi konsumen dengan passive income atau ada uang yang akan didapatkan konsumen nantinya ketika rumahnya sudah jadi.
Bagaimana mempraktekkan strategi ini? Caranya mudah, yaitu dengan cara menaikkan harga terlebih dahulu lalu kembalikan kelebihan harga tersebut kepada konsumen pada waktu tertentu.
Dalam mempraktekkan strategi ini, dirimu sebagai developer harus paham betul berapa harga pokok produksi dari rumah yang akan dijual.
Dan sudah menetapkan berapa target margin yang dibutuhkan.
Jadi dengan mengetahui HPP dan target margin kita bisa dengan mudah mengetahui berapa harga jual.
Setelah mengetahui berapa harga jual, maka bisa diambil kelebihan harga untuk dialokasikan akan dikembalikan kepada konsumen.
Konsumen akan senang menerima uang passive income yang diberikan oleh developer.
Misalnya contoh iklan begini:
“Dapatkan passive income 5juta per-bulan dengan membeli di bulan ini”
Tambahkan syarat dan ketentuan berlaku (SKB), misalnya uang teresebut akan diterima oleh konsumen pada saat serah terima unit, misalnya dua belas bulan setelah pemberian uang muka (down payment, DP) pertama.
Jadi dalam materi promosi dicantumkan bahwa rumah akan serah terima pada bulan ke duabelas.
Dari contoh iklan di atas terdapat iming-iming bahwa konsumen akan mendapatkan uang 5 juta per-bulan selama 12 bulan. Jadi nantinya konsumen akan menerima 5 juta dikalikan 12 bulan, sejumlah 60 juta.
Uangnya Berasal dari Konsumen Juga Lho…
Dari mana uang 60 juta itu didapat? Tentu saja uang itu berasal dari konsumen sendiri dengan cara harga rumah dinaikkan terlebih dahulu.
Ya, begitulah kesannya memang developer yang memberikan uang kepada konsumen tetapi sebenarnya itu adalah uang konsumen sendiri. Baru tahu ya, hehehe… 🙂
Contohnya begini, setelah dirimu menghitung-hitung maka didapatlah harga rumah yang harus ditetapkan adalah 800juta rupiah. Ini adalah harga paling rendah bagi developer agar proyek ini dikatakan layak jalan.
Dirimu bisa praktekkan strategi di atas dengan cara menaikkan harga menjadi 860 juta, dimana yang 60 juta nanti akan dikembalikan kepada konsumen di bulan kedua belas pada saat serah terima unit kepada konsumen.
Mudah bukan? Yang penting dalam pemasaran itu kreatifitas dalam memainkan emosi calon konsumen.
Karena dalam marketing properti berlaku hukum dua pasal:
Pasal 1: Tidak ada properti yang tidak bisa dijual.
Pasal 2: Jika sebuah properti tidak bisa dijual, maka kembali ke pasal 1, bahwa tidak ada properti yang tidak bisa dijual.
Memang ini hanyalah permainan kata-kata, tetapi dari kalimat di atas tergambar bahwa apapun propertinya bisa dijual.
Yang dibutuhkan hanyalah kratifitas.
Lihat artikel lainnya:- DP Suka-Suka Konsumen, Bagaimana Strateginya?
- Cara Mudah Berternak Properti Ala Developer
- Cepat Sold Out 100% dengan Strategi Harga Progresif
- Berternak Ala Developer Properti
- Ini Beberapa Strategi Mudah untuk Menjual Properti Anda
- Pricing Strategy: Begini Cara Menetapkan Harga Perumahan untuk Memenangkan Persaingan
- Cashback, Killing Marketing Method
- Strategi Gimmick Marketing Yang Bisa Dipraktekkan
- Cara Mudah Melakukan Studi Mendalam Terhadap Potensi Suatu Lokasi, Sehingga Anda Tidak Terjebak
- HATI-HATI, Ini Wanprestasi yang Terjadi Antara Developer, Kontraktor, Kreditur dan Konsumen
- Begini Cara Menetapkan Harga Perumahan dengan Strategi Harga Progresif
- Bagaimana Jika Konsumen Gagal Membayar Cicilan Ke Developer
- Begini Cara Penerapan Strategi Harga untuk Penjualan Perumahan
- Jika Developer Terlambat Membangun, Apakah Pembeli Bisa Meminta Pengembalian Uang Booking Fee dan DP?
- Cara Mudah Berternak Properti Bagi Developer
Strategi hebat dan sederhana trims