Untuk mengevaluasi target marketing yang sudah dibuat diperlukan meeting antara manajemen dengan tim marketing. Meeting bisa dilakukan secara harian, mingguan dan atau bulanan

Meeting harian, mingguan dan bulanan untuk evaluasi dan mencari solusi

Dalam proses pemasaran sebuah proyek perlu diadakan meeting antara pelaksana program marketing dengan manajemen perusahaan yang menetapkan target pemasaran dan program-program yang akan dijalankan.

Meeting tersebut bisa dilaksanakan secara harian, mingguan dan atau bulanan, tergantung kebutuhan. Jika dibutuhkan meeting harian ya dilaksanakan meeting harian.

Demikian juga jika tetap membutuhkan meeting mingguan ya tetap dilakukan. Demikian juga jika memang dibutuhkan meeting bulanan.

Meeting-meeting tersebut tujuannya adalah untuk melakukan evaluasi terhadap program marketing yang sudah dijalankan.

Apabila dalam evaluasi tersebut terdapat kekurangan atau ditemukan kendala maka akan dicarikan solusi supaya target marketing dapat tercapai.

Karena di dalam sebuah bisnis properti (dan bisnis apapun) marketing merupakan ujung tombak yang dapat mengukur sukses atau tidak bisnis tersebut.

Selain untuk mengevaluasi pencapaian marketing, meeting tersebut juga berguna untuk menetapkan target penjualan dan mencari solusi jika terdapat kendalam dalam proses pemasaran. 

Target penjualan perlu ditetapkan supaya tenaga marketing yang ada di bawah sales manager terpacu semangatnya dalam bekerja. 

Karena jamak dilakukan developer akan ada insentif dari perusahaan jika penjualan mencapai target yang ditetapkan manajemen.

Selain itu dalam meeting juga akan dibahas kendala yang terjadi dan bagaimana mencari solusi dari kendala tersebut.

Marketing adalah ujung tombak bisnis

Semua orang bisnis sepakat bahwa marketing adalah ujung tombak suksesnya sebuah bisnis. Artinya marketing itu punya posisi penting. Namun demikian secara fair tetap kita harus paham juga bahwa jika marketing itu ujung tombak, pangkal tombaknya juga tetap penting.

Nggak mungkin sebuah tombak hanya terdiri dari ujungnya saja. Ngga bisa lurus menembus sasaran si ujung tombaknya.

Maksudnya, pangkal tombak atau tombak secara keseluruhan itu adalah produk dan faktor lainnya, seperti lokasi, harga dan lain-lain.

Pertanyaan penting yang harus dijawab adalah apakah produk yang sedang kita pasarkan ini sesuai dengan harapan konsumen? Dan bagaimana caranya supaya hasil pemasaran sesuai target yang ditetapkan.

Nah, untuk menjawab pertanyaan inilah diperlukan adanya meeting antara manajemen, tim marketing dan tim produksi.

Tujuannya supaya produk yang akan dibuat sesuai dengan selera pasar berdasarkan masukan dari tim marketing.

Meeting bisa dilaksanakan tiap hari, tiap minggu atau tiap bulan, tergantung kebutuhan.

Meeting tersebut tidak hanya dilakukan pada saat pemasaran tetapi dimulai pada saat produk tersebut akan dibuat. Agar produk yang dihasilkan dapat terjual dengan baik.

Di awal-awal, memang meeting lebih fokus untuk membahas desain dan spesifikasi produk, selanjutnya ketika proyek sudah masuk tahapan pemasaran maka meeting lebih diarahkan kepada strategi pemasaran target-target yang ingin dicapai.

Meeting-meeting tersebut untuk membuat seirama antara produk, strategi pemasaran (target dan program kerja) dan bujet yang disediakan.

Jangan sampai nanti tim marketing sudah all out memasarkan, bujet juga sudah dipersiapkan, tetapi produknya jelek ngga ketulungan. Kan jadi percuma kerjaan orang marketing dan anggaran yang sudah dipergunakan.

Menetapkan desain dan spesifikasi produk

Desain dan spesifikasi produk yang akan dibuat seyogianya memperhatikan masukan dari tim marketing. Karena tim marketinglah yang mengetahui trend pasar.

Karena produk yang dibuat sebaiknya sesuai dengan selera pasar saat ini. Sehingga apabila desain produk sesuai dengan selera pasar maka besar kemungkinan produk sukses dalam pemasaran.

Karena desain arsitektur dari produk merupakan salah satu pertimbangan orang dalam membeli properti, selain harga, cara bayar, mutu material, lokasi dan fasilitas.

Menetapkan target pemasaran

Dalam kegiatan marketing target yang ingin dicapai amat penting. Karena dengan adanya target tersebut hasil dari kegiatan marketing bisa diukur.

Oleh karena itu, target pasar yang ditetapkan harus sudah dilakukan analisis mendalam sehingga setelah produk siap dijual maka sudah ada langkah-langkah yang akan dilakukan.

Selain itu dengan adanya target pemasaran maka tim marketing akan termotivasi untuk mencapai target tersebut.

Jika target pemasaran tidak tercapai maka harus dilakukan evaluasi sehingga untuk mencari penyebab dari tidak tercapainya target tersebut.

Apakah penyebabnya berasal dari produk sendiri (termasuk harga), dari tenaga marketing, program yang tidak sesuai, bujet pemasaran yang kurang atau penyebab lainnya.

Menetapkan program kerja marketing

Bagaimana cara memastikan bahwa target pemasaran bisa terpenuhi?

Tidak ada jalan lain, yaitu dengan cara memonitor secara ketat program kerja marketing yang sudah ditetapkan.

Memonitor program kerja adalah dengan cara melakukan kontrol kepada masing-masing pelaskana program. Kontrol dilakukan dengan meeting harian, meeting mingguan dan meeting bulanan.

Dalam meeting-meeting tersebut disampaikan dan dibahas tentang pencapaian marketing dibandingkan dengan target. Jika target tercapai maka program tinggal dilanjutkan disamping diusahakan tetap menjadi lebih baik.

Namun jika target tidak tercapai maka harus dilakukan analisa penyebab dan dicarikan solusinya. Hal ini harusnya sudah diketahui sejak awal ketika ada gejala-gejala ketidaksesuaian antara program dan pelaskanaan, karena ada meeting harian tenaga marketing.  

Dalam meeting harian tersebut masing-masing tenaga marketing akan menyampaikan pandangannya terhadap program harian mereka dan pelaksanaannya, dan memberikan masukan untuk perbaikan program jika terdapat kekurangan.

Selanjutnya akan dibahas dalam meeting mingguan dan bulanan sehingga didapat jalan keluar jika pencapaian marketing tidak sesuai dengan target yang ditetapkan.

Menetapkan anggaran marketing

Anggaran untuk marketing perlu ditetapkan dengan perhitungan detil. Karena bagaimanapun bagusnya sebuah program kerja marketing tetapi tidak ditunjang oleh anggaran maka program tersebut sulit dijalankan.

Misalnya bagian marketing sudah merencanakan melakukan kegiatan launching di venue bergengsi dengan biaya yang cukup besar.

Hal ini untuk memberikan kesan branding terhadap proyek dan perusahaan. Pengaruh kegiatan ini memang besar terhadap proyek apalagi nanti ditunjang oleh press release ke media, sehingga branding proyek akan terbentuk.

Tetapi perlu dicatat sekali lagi bahwa kegiatan ini membutuhkan anggaran yang besar. Perlu dibahas dengan manajemen.

Mungkin saja manajemen menganggap ini tidak perlu sehingga kegiatan launching cukup dilakukan di venue biasa saja atau bahkan hanya kegiatan seremonial di lokasi yang tidak memerlukan anggaran yang besar.

Atau tim marketing sudah merencanakan akan membuat program marketing online secara masif di beberapa website atau portal properti.

Kegiatan ini memerlukan anggaran besar, mulai dari membuat website, video marketing dan materi marketing lainnya berbasis digital.

Nantinya promo material tersebut akan diiklankan di media digital seperti Google, Facebook, Youtube, Instagram atau media periklanan lainnya.

Tidak tertutup kemungkinan marketing juga membuat program marketing secara offline dengan membuat memasang billboard atau iklan di videotron di lokasi-lokasi strategis. Sekali lagi program marketing seperti ini membutuhkan anggaran yang lumayan besar.

Inilah beberapa penyebab target pemasaran tidak tercapai

Target pemasaran tidak tercapai bisa disebabkan oleh produk sendiri, karena tenaga marketing, program marketing, dan anggaran marketing yang tidak mencukupi.

Target penjualan tidak tercapai karena produk dan harga

Ada beberapa penyebab tidak tercapainya target marketing yang berhubungan dengan produk, diantaranya disebabkan oleh karena memang produknya yang kurang bagus atau harganya yang kalah besaing.

Karena produk kurang bagus

Kondisi ini mungkin saja terjadi. Target pemasaran yang sudah dicanangkan tidak berhasil tercapai karena produk kurang bagus.

Produk kurang bagus tersebut bisa jadi karena memang desainnya jelek tidak sesuai dengan selera pasar, materialnya yang kurang bagus atau pengerjaannya yang tidak rapi. Semua ini mungkin saja terjadi.

Kondisi ini harus dievaluasi dalam meeting harian, mingguan atau bulanan antara manajemen, tim marketing, tim teknis dan tim lainnya. (tergantung organ-organ yang ada dalam organisasi developer)

Meeting tersebut nantinya harus menghasilkan rekomendasi untuk mengatasi masalah penjualan yang disebabkan oleh produk.

Mungkin saja produknya diubah desainnya, atau diubah spesifikasi materialnya. Mungkin juga hasil rekomendasi meeting adalah mengganti kontraktor atau pelaksana konstruksi.

Karena harga kalah bersaing

Mungkin juga tidak tercapainya target penjualan karena harga yang kalah bersaing dengan kompetitor. Jika ini kondisinya, solusi yang harus diambil ada beberapa kemungkinan.

Harga diturunkan

Pertama harga diturunkan, tetapi langkah ini jarang dilakukan oleh pengembang. Menurunkan harga menimbulkan kesan jelek di mata konsumen. Pamalih kata orang. Harramm hukumnya bagi developer 🙂

Berikan bonus

Kemungkinan langkah selanjutnya adalah memberikan nilai tambah kepada produk. Dalam hal ini bisa saja berupa bonus-bonus berupa fisik seperti perabot, kanopi, bonus TV, AC atau logam mulia.

Bisa juga bonusnya berupa benda-benda populer seperti iPhone, jalan-jalan keluar negeri, umroh, motor, mobil dan hadiah lainnya yang dirasa bisa menarik bagi calon pembeli.

Besarnya bonus tersebut harus disesuaikan dengan besarnya kelebihan harga dibandingkan dengan kompetitor.

Misalnya kompetitor menjual dengan harga Rp500 juta sementara kita sudah terlanjur menetapkan harga jual Rp600 juta untuk produk dengan spesifikasi yang kurang lebih sama.

Maka untuk mengatasi ini, bisa saja kita berikan bonus yang nilainya ekuivalen dengan Rp100 juta. Bisa berupa sepeda motor, bonus AC, jalan-jalan ke luar negeri atau apapun yang sekira menarik bagi masyarakat.

Bisa juga calon pembeli diberi alternatif bonus, sehingga mereka bisa menyesuaikan dengan kebutuhannya. Mungkin saja ia tidak butuh sepeda motor, tetapi ingin pergi umroh atau jalan-jalan keluar negeri. Ya, bebas-bebas saja. Developer mah bebas hehehe

Karena memang jarang sekali developer yang menurunkan harga perumahan dari Rp600 juta menjadi Rp500 juta.

Akibat yang paling parah adalah orang yang sudah membeli di awal-awal proyek akan merasa dirugikan dengan kondisi ini. Mereka akan berfikir bahwa saya telah membeli lebih mahal dari seharusnya.

Target penjualan tidak tercapai karena faktor tenaga marketing

Tidak tercapainya target penjualan adakalanya disebabkan oleh tenaga marketing sendiri. Mungkin saja tenaga marketing yang kurang effort dalam menjual.

Mereka tidak dibekali pengetahuan yang lengkap dalam menjual properti. Selain pengetahuan yang kurang bisa saja mereka kurang motivasi dalam bekerja. 

Mungkin juga mereka tidak bisa menjual karena penamilan mereka yang tidak mencerminkan seorang tenaga penjual handal. Sehingga pembelipun ragu untuk membeli.

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh manajemen untuk mengatasi masalah ini diantaranya adalah memberikan insentif yang menarik bagi tenaga marketing dan atau memberikan training tentang marketing.

Memberikan insentif

Memberikan insentif yang menarik bagi sales person merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kinerja mereka.

Insentif bisa saja berupa bonus uang tunai ketika target mereka tercapai atau bonus-bonus lainnya yang sekira menarik bagi mereka. Mungkin bonusnya berupa iPhone, gadget lainnya, jalan-jalan ke luar negeri atau bonus lainnya.

Memberikan training tentang marketing dan motivasi

Langkah lainnya yang bisa diambil oleh manajemen adalah memberikan training kepada para sales person. Training tersebut bisa berupa training tentang marketing, bisa juga training motivasi atau pengembangan diri.

Training-training seperti ini banyak diadakan oleh lembaga training atau motivator. Impact-nya terhadap tenaga marketing memang cukup terasa.

Tetapi adakalanya impact tersebut terasa hanya temporer, maka training diberikan secara berkala. Mungkin sekali dalam 6 bulan atau sekali dalam setahun.

Target penjualan tidak tercapai karena program marketing

Penyebab lainnya yang bisa membuat target marketing tidak tercapai adalah program marketing yang dibuat tidak sesuai dengan kondisi market saat ini.

Mungkin saja program marketing masih menitikberatkan pemasaran klasik seperti sebar brosur di lokasi-lokasi tertentu seperti di mesin ATM, di pasar, di stasiun atau lokasi-lokasi lainnya.

Tetapi saat ini perilaku konsumen sudah berubah, mereka tidak nyaman menenteng-nenteng brosur, bagi mereka mungkin itu merepotkan sehingga peluang untuk mendapatkan konsumen menjadi kecil.

Solusi terhadap kondisi seperti ini adalah buatkan brosur secara digital sehingga dengan amat mudah dikirim ke email atau nomor WA mereka. Karena pada umumnya orang saat ini pasti membuka WA ketika membuka hape.

Sertakan juga video-video dengan kualitas bagus sehingga mereka akan lebih tertarik untuk mengetahui lebih jauh.

Ada keuntungan lainnya jika dengan menggunakan tools digital ini, yaitu tenaga marketing pasti mendapatkan nomor kontaknya. Sehingga dengan didapatnya nomor kontak maka akan lebih mudah dalam men-follow up-nya.

Bisa juga untuk produk tertentu bisa ditawarkan secara kolektif kepada suatu kumpulan orang tertentu. Bisa kepada karyawan di suatu instansi, perusahaan atau pabrik, atau komunitas tertentu yang memungkinkan mereka membeli rumah secara kolektif.

Target penjualan tidak tecapai karena anggaran

Sebab lainnya yang mungkin saja membuat target pemasaran tidak tercapai adalah karena anggaran marketing tidak mencukupi.

Karena memang sebuah program marketing mutlak membutuhkan anggaran. Pintar-pintar tim marketing membuat program kerja sesuai dengan anggaran yang ditetapkan oleh manajemen.

–o0o–

Nah, itulah pentingnya meeting dilakukan baik secara harian, mingguan atau bulanan. Dalam meeting tersebut akan dapat diketahui produk yang bagus yang sedang diminati konsumen saat ini.

Di samping dalam meeting-meeting tersebut akan dibahas juga program marketing dan mengevaluasinya ketika program tersebut dijalankan.

Evaluasi terkait pencapaian kinerja marketing dan mencari penyebab dan solusinya jika target marketing tidak sesuai dengan yang sudah direncanakan.


Penulis: Asriman A. Tanjung, ST
Penulis buku Cara Benar Meraih Sukses Di Bisnis Properti yang diterbitkan Gramedia
Pendiri DEPRINDO (Developer Properti Indonesia), asosiasi developer properti yang sudah diakui pemerintah
Pemilik asriman.com, blog properti nomor 1 di Indonesia

Lihat artikel lainnya:
Pentingnya Meeting Harian, Mingguan Dan Bulanan Untuk Mengukur Kinerja Marketing

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×

Hallo...!

Workshop Cara Benar Memulai Bisnis Developer Properti Bagi Pemula akan diadakan tanggal 21 - 22 Desember 2024 di Jakarta

× Info Workshop Developer Properti