Sumber Informasi yang Terbatas

Jika kemungkinan berhasil menemukan tanah yang bersedia dikerjakan proyek dengan pola kerjasama lahan adalah 2 persen saja, maka Anda membutuhkan sekurangnya 50 informasi lokasi untuk mendapatkan satu deal.

Nah, pertanyaannya adalah apakah Anda memiliki sumber informasi untuk mendapatkan 50 lokasi? Dari mana informasinya?.

Fikirkan tentang ini, jika saat ini Anda tidak memiliki sekurangnya 50 informasi lokasi maka tentu saja Anda akan kesulitan mewujudkan impian Anda menjadi developer properti dalam kondisi tidak punya uang.

Jadi perbanyak sumber informasi Anda. Saya sarankan berkenalanlah dengan sebanyak mungkin broker tanah, tidak sembarang broker tanah tapi broker yang sudah Anda edukasi tentang kriteria tanah yang akan Anda follow up.

Jika Anda tidak memberitahu tentang kriteria lahan yang Anda ingingkan, maka Anda akan mendapatkan penawaran ngawur, yaitu penawaran yang tidak sesuai dengan kriteria Anda. Anda hanya membuang-buang waktu.

Untuk tahap awal, tanah yang sesuai dengan kriteria Anda yang harus Anda sampaikan kepada para broker adalah pemilik tanahnya bersedia tidak dibayar tunai atau tidak dibeli putus.

Jika pemilik lahan mengiyakan maka langkah pertama sudah Anda lalui, langkah selanjutnya adalah mengajukan penawaran dan negosiasi. 

Bagaimana cara negosiasinya? Strategi negosiasi bisa Anda pelajari di bagian lain buku ini. Silahkan baca terus. Tapi jika pemilik lahan bersikeras bahwa tanahnya harus dibeli putus, ya tinggalkan saja, cari tanah yang lain.

Walaupun tanahnya sangat bagus, harga murah dan pasti menguntungkan jika dibangun proyek.

Jika Anda tidak memiliki broker yang menawarkan tanah kepada Anda jangan putus asa. Anda bisa membuat iklan Anda di koran, internet dan media lainnya.

Bisa juga beriklan melalui media sosial seperti Facebook, WhatsApp Group, BlackBerry Messenger (BBM) atau apapun media yang bisa menyampaikan pesan kepada orang lain bahwa Anda sedang mencari tanah untuk dibangun proyek properti.

Selain itu Anda juga bisa membuat iklan sendiri di koran, redaksionalnya terserah Anda. Begini contohnya: 

“Dicari tanah untuk dibangun proyek perumahan di Kabupaten Bandung, luas tidak terbatas, proses cepat, hubungi 08123456789”

Siap-siap saja Anda akan menerima banyak sekali penawaran tanah, tinggal dijawab seluruh penawaran tersebut.

Jangan lupa Anda menyiapkan template kalimat balasan sehingga Anda tidak butuh banyak waktu untuk mengetik pesan balasannya.

Template pesan balasan harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Begini contohnya:

“Saat ini kami hanya mengerjakan proyek dengan pola kerjasama lahan atau bayar bertahap. Jadi tanahnya tidak kami bayar putus. Selanjutnya bisa dikirimkan datanya ke kantor kami atau dengan email ke emailkami@yahoo.com, nanti tim kami akan menghubungi Anda”

Tidak Memiliki Networking

Networking sangat dibutuhkan untuk menunjang kesuksesan di bidang apapun termasuk untuk sukses di bisnis properti. Dengan networking Anda dengan amat mudah mendapatkan peluang-peluang bisnis.

Konon kata orang If You Are Not Networking, You Are Not Working.

Networking yang dimaksud di sini adalah networking dalam arti yang seluas-luasnya. Cara Anda memiliki networking mungkin saja dengan menjadi anggota dalam suatu komunitas tertentu, seperti jadi anggota di klub golf, klub olah raga berkuda, klub motor besar, klub mobil antik, klub mobil sport, klub off-road atau komunitas lainnya.

Jangan lupa di klub tersebut Anda harus ‘menjual diri’ Anda sebagai seorang developer properti.

Jika lebih mengarah ke pekerjaan teknis Anda diharuskan memiliki networking ke konsultan perencana atau arsitek, supaya ketika Anda mendapatkan lahan yang akan dibangun menjadi proyek Anda dengan amat mudah langsung mengajukan ke arsitek tanpa cari-cari lagi.

Arsitek yang sudah dikenal tentu lebih baik dalam memberikan pelayanan.

Untungnya lagi jika Anda sudah mengenal arsitek, Anda mungkin bisa menegosiasikan cara pembayarannya.

Selain itu Anda juga lebih baik berkenalan dengan pejabat pemerintah yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek nantinya.

Kenapa? Karena mengenal mereka tentu lebih baik daripada tidak mengenal bukan? Itung-itung sebagai silaturrahmi.

Selanjutnya jangan lupa berkenalan juga Notaris di daerah setempat, karena untuk urusan legalitas, Notarislah tempat kita bekonsultasi.

Pendeknya Anda harus membangun networking dengan siapapun karena suatu saat Anda akan membutuhkan networking tersebut.

Blame, Excuse, Justify (BEJ)

Kabiasaan blame membuat orang selalu menyalahkan orang lain terhadap kegagalan yang alaminya. Sifat excuse selalu banyak alasan jika dia gagal. Justify mencari pembenaran terhadap kegagalannya.

Mari kita lihat salah satu kebiasaan jelek ini, yaitu kebiasaan blame. Orang yang memiliki kebiasaan ini amat mudah menyalahkan orang lain terhadap kondisi yang dialaminya.

Jeleknya lagi, tidak hanya orang lain yang menjadi sasarannya bahkan keadaanpun ikut disalahkan terhadap kegagalan yang di hadapinya.

  • Dia menyalahkan dirinya sendiri karena tidak memiliki uang.
  • Dia menyalahkan orang lain yang tidak bersedia menjadi investor terhadap proyeknya.
  • Dia menyalahkan pemilik tanah yang memasang harga tinggi.
  • Dia menyalahkan pemilik tanah yang tidak mau tanahnya dibayar bertahap.
  • Dia menyalahkan birokrasi yang berbelit dalam mengurus legalitas proyek.
  • Dia menyalahkan kondisi tanah yang tidak rata.
  • Dia menyalahkan penduduk sekitar proyek yang tidak mau kompromi.
  • Dia menyalahkan kondisi perekonomian yang sedang lesu sehingga proyeknya gagal terjual sesuai target.
  • Dia menyalahkan anak buahnya yang bekerja tidak memenuhi target.
  • Dan banyak lagi yang bisa dijadikan sasaran jika dia gagal.

Selanjutnya, sifat excuse menyebabkan dia mencari alasan terhadap kegagalannya alih-alih belajar dari kegagalannya dan berniat memperbaiki.

Persediaan alasannya seperti tidak pernah habis, selalu tersedia sepanjang waktu.

Demikian juga, dia menganggap bahwa kegagalannya menjadi developer properti memang karena sudah takdirnya, dan menerima takdirnya tersebut tanpa ada usaha untuk merubahnya.

Tidak Memiliki Motivasi yang Kuat

Inilah penyebab selanjutnya developer properti pemula gagal yaitu tidak memiliki motivasi yang kuat untuk sukses.

Jika Anda mempunyai motivasi yang kuat, itu akan memberikan tenaga ekstra kepada Anda walaupun banyak rintangan yang Anda hadapi.

Untuk memompa motivasi Anda, bayangkan kenikmatan yang akan Anda dapatkan jika sukses menjadi developer properti, seperti Anda bisa membantu sesama, beramal, berinfak, bersedekah, mengajak orang tua umroh atau berhaji, membangun masjid, atau mengajak keluarga besar jalan-jalan ke luar negeri, intinya jika Anda sukses Anda berkesempatan membahagiakan semua orang yang Anda cintai. 

Tidak Hati-hati Terhadap Legalitas Tanah

Penyebab selanjutnya developer properti pemula gagal adalah tidak hati-hati terhadap legalitas. Karena jika legalitas tanah bermasalah, maka proyek tidak dapat dilanjutkan sampai masalahnya selesai.

Untuk menghindari masalah legalitas jangan membeli tanah secara terburu-buru. Ketika membeli tanah tetap kedepankan rasio ketimbang sisi emosional Anda.

Contohnya ketika Anda ditawarkan tanah dengan harga murah, tanpa fikir panjang Anda langsung membeli—atau sekurangnya membayar uang muka. Anda langsung membayar karena sudah membayangkan untung besar yang akan didapat. Ini sering terjadi.

Ketidak hati-hatian terhadap legalitas ini menyebabkan kami gagal membangun proyek di daerah Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Tanah tersebut dijual dengan harga sangat murah, hanya 500.000 rupiah permeter persegi, jauh di bawah harga pasar yang sudah di angka 1 juta rupiah permeter persegi.

Setelah melakukan pengecekan sertifikatnya, kami langsung membeli tanah tersebut.

Memang secara legalitas tanah tersebut tidak ada masalah karena sertifikatnya sudah diurus dan benar terdaftar di kantor pertanahan, tapi secara umum kawasan tersebut banyak sengkarut tentang sertifikat tanah. Banyak sertifikat yang tumpang tindih di lokasi.

Jadi ketika kami akan mulai mengurus perijinan proyek dan sosialisasi proyek ke tetangga kami dapati bahwa banyak orang yang mengklaim kepemilikan tanah tersebut walaupun mereka tidak memiliki tanda bukti hak yang sah.

Jika kami lanjutkan membangun proyek, bisa dipastikan kami akan megalami kesulitan dalam menjual nantinya.

Karena yang mengklaim memiliki tanah tersebut akan mempengaruhi pembeli bahwa tanahnya adalah tanah sengketa. Pembeli tentu mikir-mikir membeli rumah di tanah yang masih sengketa.

Penulis: Asriman A. Tanjung, ST

Owner of asriman.com

Lihat artikel lainnya:
Ini Hal yang Harus Anda Hindari Supaya Sukses Menjadi Developer Properti Tanpa Modal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×

Hallo...!

Workshop Cara Benar Memulai Bisnis Developer Properti Bagi Pemula akan diadakan tanggal 20-21 Januari 2024 di Jakarta

× Info Workshop Developer Properti