Proyek minta ditakeover karena bermasalah

“Proyek ini bermasalah!”
Dengan tegas saya katakan kepada seorang alumni workshop yang datang konsultasi membawa data-data proyek yang minta ditakeover.

“Lho kok bapak tahu?” sergahnya sambil mengerenyit dahi.

“Kalo proyek ini bagus, lancar dan menguntungkan tidak mungkin minta di-takeover bukan?” demikian saya beralasan.

“Sekurangnya masalahnya adalah proyek ini tidak bisa dijual, kalo bisa dijual ya dia akan kerjakan sendiri tidak mungkin datang ke seorang pemula seperti dirimu” lanjut saya.

“Memangnya si pemilik proyek orang yang pulang dari hutan setelah 40 tahun sehingga ngga paham proyek yang bagus? Dan dirimu adalah orang yang amat istimewa dan beruntung sehingga diminta melanjutkan proyek yang bagus?”

Itu dialog semi imajiner, tidak sepenuhnya seperti itu tapi intinya sebelas dua belas dengan pesan yang ingin saya sampaikan.

Takeover proyek untuk pengembang berpengalaman

Takeover proyek lebih cocok untuk orang yang sudah berpengalaman. Sudah tahu kisi-kisi yang musti disigi tentang sebuah proyek.

Apa itu? Kondisi legalitas, modal yg dibutuhkan untuk takeover, termasuk kewajiban-kewajiban proyek selama proyek running dulunya.

Mungkin saja kewajiban itu berupa tagihan pajak-pajak, hutang piutang dan kewajiban lainnya. Hutangpun musti ditelaah lagi; hutang perbankan, material, kontraktor, hutang warung atau pihak lainnya.

Jangan sampai ketika dirimu mulai kerja di lapangan, datanglah tagihan-tagihan yang tidak diperhitungkan sebelumnya.

Sebelum mentakeover pastikan ketersediaan market

Satu lagi yang tak kalah penting adalah harga jual dan ketersediaan market. Mungkin saja harga jual proyeknya tidak mampu bersaing, kemahalan. Ini kerap terjadi, terutama bagi developer pemula yang tidak paham bagaimana analisa harga suatu lahan.

Kesalahannya adalah ketika mengakuisisi lahan. Lahan yang mahal dianggap murah karena tidak paham bagaimana menghitung proyek.

Cara menghitung proyek ini akan dibahas dalam Workshop Cara Benar Memulai Bisnis Developer Properti Bagi Pemula yang dilaksanakan selama dua hari di Jakarta.

Lihat detilnya di sini:

Workshop Developer Properti

Tak lupa upaya psikologis merubah proyek yang selama ini terkesan mangkrak menjadi proyek yang layak dibeli konsumen juga musti diperhitungkan. Dan ini sulit dinilai dengan materi. Tepatnya tidak bisa dihitung nilainya.

Jadi bagi seorang pemula yang baru belajar hindari dulu hasrat men-takeover proyek, apalagi proyek dengan skala besar.

Bukan karena dirimu tidak sanggup tapi tunggu saat yang tepat. Jalani saja prosesnya dulu, mulai yang kecil-kecil.

Mulailah dengan bismillah, pasang niat baik, semangat menjalani, selalu iringi dengan do’a. Dan bersabarlah. Jika belum sukses, terus bangkit. Semangat lagi. Bersabar jalani prosesnya.

Rejeki harimau tidak akan diambil oleh seekor elang.

Jika proyeknya bagus dan tidak ada kendala

“Pak proyek ini sangat bagus, aman secara legalitas dan menguntungkan. Saya sudah analisa semua, baik dari sisi harga, ketersediaan market dan hutang-piutangnya juga tidak ada. Minta di-takeover karena keluarga pemilik proyek kena musibah sehingga tidak ada yang mau melanjutkan. Tapi pemilik minta uang muka sekian pak. Ngga mau kurang” rupanya kondisi proyek betul-betul bagus, aman dan menguntungkan.

“Ohhh itu iket celananya masih kuat, tunggu saja nanti lama-lama akan melorot sendiri” saya tertawa.

“Betul pak.. hahahahha” kami tertawa bareng.

Kita minumlah kopi yang hitam pekat ini dahulu agak sehirup dua hirup. Ternyata Kopi Aceh Gayo.

Lihat artikel lainnya:
Wajib Baca Untuk Anda yang Sering Terima Penawaran Takeover Proyek

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×

Hallo...!

Workshop Cara Benar Memulai Bisnis Developer Properti Bagi Pemula akan diadakan tanggal 20-21 Januari 2024 di Jakarta

× Info Workshop Developer Properti