Untuk sukses sebagai developer properti salah satu syaratnya adalah mentalitas. Mental si developer harus matang. Karena dalam mengerjakan proyek kerap terjadi masalah di luar perkiraan.
Masalah yang sering terjadi adalah adanya pembengkakan biaya, masalah dengan pekerja, masalah dengan masyarakat sekitar, juga tak lupa sering terjadi masalah dengan aparat. Selain masalah klasik seperti permintaan supplier material yang minta tagihannya segera dibayarkan.
Pembengkakan biaya mungkin saja terjadi karena kenaikan harga terkait kondisi makro ekonomi nasional.
Masalah dengan pekerja mungkin saja terjadi karena keterlambatan pekerjaan, keterlambatan pembayaran, lalu para pekerja ada yang berbuat curang, melarikan uang proyek sehingga gaji pekerja tidak dapat dibayarkan.
Permasalahan dengan masyarakat sekitar kerap terjadi berkaitan pengamanan, supplier material alam yang biasanya harus dari masyarakat sekitar. Sehingga ada masyarakat yang tidak puas terhadap keberadaan proyek.
Itulah masalah-masalah yang mungkin ada dalam pengembangan sebuah proyek properti. Belum lagi ada kemungkinan tanah proyek yang disengketakan pihak lain dengan maksud-maksud tertentu.
Dengan melihat potensi masalah-masalah yang mungkin timbul dalam setiap pengembangan proyek properti maka selayaknya seorang pengembang sudah mempersiapkan diri menghadapinya.
Mentalitas matang juga dibutuhkan ketika proyek lancar
Mentalitas yang kuat dibutuhkan dalam kondisi di atas adalah ketika proyek bermasalah. Namun sebenarnya dalam pengembangan proyek properti ini mentalitas bagus tidak hanya dibutuhkan ketika proyek bermasalah.
Ketika proyek lancarpun juga dibutuhkan mentalitas yang matang. Ketika proyek lancar si developer akan menerima uang dalam jumlah besar.
Jika tidak punya mental yang kuat maka si developer akan tergoda dalam penggunaan uang dengan cara yang tidak benar.
Apalagi uang yang didapat masih dalam bentuk cashflow proyek, belum berupa laba. Artinya uang didapat ketika proyek masih berjalan, ketika kebutuhan proyek masih banyak.
Nah, dalam kondisi ini banyak developer baru yang bertindak di luar kontrol, misalnya menggunakan uang proyek untuk keperluan di luar proyek.
Apalagi bagi pebisnis baru, mereka biasanya tergoda untuk menggunakan uang untuk bisnis yang fast moving macam kuliner.
Jika bisnis kuliner berjalan bagus tentu tidak apa-apa mereka dapat memutar uang dan mengembalikan ke bisnis properti, tetapi jika ketepatan bisnis kuliner tersebut tidak berjalan bagus maka uang proyek hanyut tak berbekas, tinggallah lagi proyek yang tidak bisa lanjut karena modal sudah habis dipakai di bisnis lain. Mangkraklah proyeknya!
Lihat artikel lainnya:- Perlunya Mentalitas Matang Untuk Sukses di Bisnis Developer Properti
- Pentingnya Ijin Tetangga dalam Pembangunan Proyek Perumahan
- Ini Hal Wajib yang Harus Diperhatikan Ketika Akan Memulai Proyek Properti
- Langkah Mudah Memulai Bisnis Developer Properti Yang Bisa Anda Praktekkan
- Azas Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman: Kesejahteraan
- Begini Cara Bikin MoU dengan Konsumen Kolektif
- Pantaskan Dirimu Jika Ingin Negosiai Dengan Pemilik Lahan
- Bagaimana Kalau Pembeli Meminta Pengembalian DP Jika Batal Membeli Rumah
- Nikmati Gurihnya Bisnis Properti
- Bagaimana Kondisi Bisnis Properti di Tahun 2021?
- Kenaikan Nilai Properti Selalu Di Atas Suku Bunga Perbankan. Ini Penyebabnya
- Pentingnya Persetujuan Anak Dalam Membuat Perjanjian Kerjasama Pembangunan Perumahan
- Strategi Mengamankan Pekerjaan Tambah Kurang Ketika Membangun Proyek
- Ini Tugas Bagian Kontstruksi Di Sebuah Proyek Properti
- Fakta Ekonomi Aset Properti: Resiko Investasi Rendah