Kebutuhan akan dukungan mentor sangat diperlukan bagi kita yang akan memulai menjadi developer. Sebagaimana pernah saya tulis di WAG ini sebelumnya, kehadiran mentor untuk meyakinkan bahwa rencana bisnis kita adalah benar, bukan untuk mencari pembenaran.

Dalam proses belajar dari mentor, kita sering terjebak pada ego diri kita, mentor yang seharusnya membimbing dalam terjebak hanya untuk membenarkan ide bisnis properti kita.

Bagaimana cara belajar ke mentor agar tujuan bisnis kita bisa tercapai?, berikut ulasan saya,

Sampaikan Semua Informasi Selengkap Mungkin

Ketika kita mengusulkan proposal bisnis ke mentor untuk memperoleh bimbingan, sampaikan segala informasi rencana bisnis kita secara detai.

Buka semua informasi baik positif maupun negatif. Data tidak semata-mata sebagai bahan atau alat menyusun perencanaan dan RAB dengan bimbingan mentor, tapi juga sebagai dasar pertimbangan apakah proyek bisa dilanjutkan atau tidak.

Sebagai contoh, kita tidak hanya menyampaikan potensi pasar, harga tanah atau kemudahan cara bayar lahan, tapi sampaikan juga jika ada informasi bahwa tanah masih waris dimana salah satu waris berada diluar negeri.

Dengan informasi yang detail dan terang benderang, mentor akan memberikan saran dan masukan-masukan yang sangat principal di awal mengenai potensi resiko yang mungkin akan terjadi.

Jangan hanya karena ego kita atas proposal yang menurut kita sudah paling baik, hal-hal negative justru tidak kita buka ke mentor.

Gunakan Telinga, Mulut dan Otak Untuk Belajar

Selama mentor memberikan arahan, gunakan telinga kita untuk mendengarkan berbagai penjelasan, serap, bawa ke otak untuk kita pahami maksud dan tujuannya.

Belajar dengan cara mendengar yang tekun, Singkirkan keinginan otak kita untuk membantah terlalu pagi, kecuali terdapat data atau informasi yang keliru di pemahaman mentor.

Pada awal-awal mentoring, gunakan otak kita untuk bertanya dan batasi pada hal-hal yang kita tidak tahu.

Bisnis properti memerlukan pemahaman yang sangat luas dengan penjelasan yang menbutuhkan waktu yang Panjang.

Gangguan atas pernyataan atau bantahan yang terlalu sering muncul dari kita akan membuat ketidaknyamanan mentor.

Jika mentor tahu  bahwa kita masih baru di bisnis property, jangan reaktif dan membuka diskusi. Alasannya adalah mentor akan tidak nyaman. Sementara kita yang masih baru belum sepadan dengan kemampuan dan pengalaman mentor. Bahkan pada hal-hal yang bersifat abu-abu seperti sudut pandang daya serap pasar, kita mesti harus bersabar menjadi pendengar yang baik.

Dengan memberikan keleluasaan mentor menjelaskan segala hal, tujuan kita dalam belajar ke mentor menjadi lebih mudah tercapai. Jangan mendebat sehingga mentor kehilangan gairahnya dengan potensi kita gagal belajar akan banyak hal.

Semangatlah Untuk Bertanya, Bukan Berdebat dan Berargumen

Selama belajar ke mentor wajib kita terus bertanya. Sekecil apapun hal, jika kita tidak tahu, bertanyalah. Bahkan pada hal-hal yang sebenarnya tahu pun, jangan sungkan untuk konfirmasi guna meyakinkan diri.

Dengan posisi kita bertanya, pada dasarnya mentor senang karena kemampuan dan pengalamannnya diakui dan dibutuhkan.

Pertanyaan yang muncul adalah dalam rangka belajar, hindari penggunaan kalimat-kalimat yang mengarah pada debat dan argumentasi dengan posisi bersebrangan dengan arahan mentor.

Tentu kita boleh menyampaikan jika terdapat informasi sebagai pelengkap bahan arahan mentor.

Sebaliknya mentor akan gerah jika niat kita belajar ke mentor tapi justru kita terlalu banyak memberikan pendapat.

Meskipun benar pendapat kita, sebaikanya kita tahan. Biarkan dan lepaskan mentor untuk memberikan arahan sesuai sudut pandangnya.

Meskipun kita yakin mentor akan sependapat dengan kita, akan banyak insigt dari mentor berdasar pengalaman dan pengetahuan yang jauh di atas kita.

Sekali lagi, belajarlah atas segala hal dari mentor, serap ilmu dan informasinya sebanyak mungkin.

Jangan membuat situasi mentor menjadi galau dan enggan berbagi ilmu gara-gara kita sibuk berargument.

Jangan sampai, kita niat belajar, tapi mentor malah menganggap kita malah lebih pintar. Jika mentor mengganggap kita lebih pintar, tunjuan belajar menjadi hilang dan tidak tercapai.

Masih beruntung jika mentor masih mau mendengarkan kita, justu bisa jadi mentor meninggalkan kita, karena menganggap kita sudah lulus sendiri.

Sudahkan kita punya mentor, siapa butuh mentor, yuk belajar bareng-barang

Mandor Tomo | Waketum DEPRINDO

Lihat artikel lainnya:
Butuh Mentor? Ini Dia Kiat Menyerap Ilmu dari Mentor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×

Hallo...!

Workshop Cara Benar Memulai Bisnis Developer Properti Bagi Pemula akan diadakan tanggal 20-21 Januari 2024 di Jakarta

× Info Workshop Developer Properti