kapan waktu yang tepat menjual proyek
Seidealnya pemasaran proyek dilakukan saat semua perizinan sudah selesai. Demikian juga dari sisi pengerjaan fisik, sebaiknya kondisi lokasi proyek sudah rapi dan siap untuk dibangun.

Pemasaran properti melingkupi kegiatan yang amat luas. Mulai dari memperkenalkan produk sampai nantinya terjadinya penjualan. Marketing di awal-awal proyek bertujuan untuk memberikan awareness kepada calon pembeli atau masyarakat sekitar. Sehingga masyarakat tahu bahwa di lokasi tersebut akan dibangun sebuah proyek properti. 

Kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara membuat banner, umbul-umbul atau materi pemasaran lainnya di sekitar lokasi. Bisa juga dengan membuat website proyek. Diharapkan dengan adanya materi marketing baik secara offline maupun secara online akan memperkenalkan proyek kepada calon pembeli.

Pada tahapan ini mungkin saja priyek belum dimulai pembangunannya, bahkan beberapa pengembang memulai pemasaran dengan membangun awareness tersebut pada saat perizinan dan legalitas belum selesai. Tetapi pengurusan sudah dimulai. Jadi kegiatan pemasaran dilakukan paralel dengan pengurusan perizinan dan legalitas, termasuk pembangunan fisik proyek.

Selanjutnya ketika semua perizinand dan legalitas sudah selesai maka bisa dimulai kegiatan menjual yang sebenarnya. Pengembang sudah bisa melakukan jual beli dengan konsumen.

Kegiatan pemasaran amat luas

Melihat pemaparan di atas dapat dilihat bahwa kegiatan pemasaran itu amat luas. Pemasaran (marketing) sudah bisa dimulai ketika sebuah proyek diperkenalkan kepada publik. Kegiatan yang ada baru sekedar membersihkan lahan dan membuat beberapa penanda proyek seperti umbul-umbul, sign board dan beberapa banner di lokasi.

Mungkin juga developer membuat kantor marketing di lokasi. Nah, semua kegiatan tersebut termasuk dalam kegiatan pemasaran.

Tetapi idealnya pemasaran (penjualan) proyek perumahan dimulai ketika perijinan proyek sudah selesai diurus. Paralel dengan perizinan sedang diproses di instansi terkait, developer sebaiknya mengerjakan fisik lokasi supaya lokasi kelihatan siap untuk dibangun. 

Selain itu, kegiatan di lokasi ini akan memberikan keyakinan kepada calon pembeli tentang pelaksanaan proyek. Pekerjaan yang dilakukan di tahap awal ini yang jamak dilakukan adalah perataan lokasi (cut and fill), pembangunan jalan di dalam proyek, gerbang proyek dan lain-lain.

Apalagi proyek yang luas dan unitnya banyak, sangat penting untuk melakukan persiapan lokasi agar calon konsumen yakin terhadap keberlangsungan proyek.

Menjual Unit Ready Stock 

Kondisi ideal dalam memasarkan perumahan adalah menjual proyek setelah unitnya terbangun. Namun saat ini jarang developer yang menyiapkan unit ready stock karena dengan menyediakan unit yang ready stock developer membutuhkan modal besar untuk memulai proyek.

Tidak hanya itu, jika pembangunan unit dilakukan sebelum terjual maka developer berpotensi rugi ketika unit yang dibangun tersebut tidak terjual dalam jangka waktu yang lama. Sekurangnya diperlukan biaya perawatan dan pengamanan.

Tetapi jangan lupa bahwa menjual properti yang ready stock juga memberi keuntungan tersendiri bagi developer karena lebih mudah meyakinkan konsumen karena barangnya sudah ada. Jikapun pembeli tidak membeli secara tunai, apabila pembeli dengan KPR, maka kreditur lebih mudah dalam memproses pengajuan KPR karena jaminan sudah ada, bisa langsung dinilai. 

Menjual Unit dengan skema Inden

Di samping menjual unit yang ready stock, strategi lainnya adalah dengan cara menjual dengan cara inden, yaitu unitnya dijual sebelum dibangun.

Dengan cara ini developer tidak membutuhkan banyak uang untuk membangun karena pembangunan bisa dengan menggunakan uang dari konsumen, itulah keuntungannya jika developer menjual secara inden.

Bahkan developer tidak membutuhkan uang sama sekali untuk membangun rumah apabila uang muka konsumen cukup untuk membiayai pembangunan, apalagi konsumen membeli dengan pembayaran tunai. Makin maknyus. Maka jadilah Anda developer tanpa modal!.

Namun dengan pola ini terdapat kesulitan untuk meyakinkan konsumen karena propertinya belum ada.

Mereka hanya diyakinkan dengan alat-alat peraga seperti brosur, video atau alat promosi lainnya yang memuat rencana rumahnya jika sudah selesai dibangun nantiya.

Kelebihan dan Kekurangan Membeli Rumah Ready Stock dan Inden Bagi Konsumen

Bagi konsumen, membeli rumah dengan kondisi ready stock atau inden memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Jika membeli rumah yang ready stock, mereka sudah dapat melihat langsung calon rumah mereka.

Kelebihan lainnya, apabila pembelian dengan memanfaatkan KPR maka kreditur lebih mudah menyetujui pembiayaan karena mereka sudah dapat melihat dan menilai langsung objek yang menjadi jaminan.

Namun, ketika membeli rumah ready stock konsumen tidak terlibat dalam pengawasan pembangunannya sehingga tidak mengetahui mutu material yang digunakan, mereka hanya mendapatkan informasi dari developer, apalagi untuk material yang terletak di lokasi yang tidak bisa dilihat secara langsung.

Di sisi lain, apabila membeli rumah inden, maka konsumen dapat melihat langsung proses pembangunan rumahnya dan mengawasi mutu pekerjaan dan materialnya, tak jarang merekapun ikut memandori proses pembangunan. Hehehe.

Hanya saja dengan membeli rumah inden si konsumen harus menunggu untuk dapat menikmati rumahnya, selain pembiayaan untuk pembelian rumah juga agak sulit didapatkan jika dibandingkan dengan pembiayaan rumah ready stock.


Penulis: Asriman A. Tanjung, ST
Penulis buku Cara Benar Meraih Sukses Di Bisnis Properti yang diterbitkan Gramedia
Pendiri DEPRINDO (Developer Properti Indonesia), asosiasi developer properti yang sudah diakui pemerintah
Pemilik asriman.com, blog properti nomor 1 di Indonesia

Lihat artikel lainnya:
Kapan Sebaiknya Dimulai Pemasaran Proyek Properti?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×

Hallo...!

Workshop Cara Benar Memulai Bisnis Developer Properti Bagi Pemula akan diadakan tanggal 21 - 22 Desember 2024 di Jakarta

× Info Workshop Developer Properti