Sebuah proyek properti yang sukses dimulai tidak hanya ketika akan melakukan kegiatan pembangunan di lapangan, tetapi jauh sebelum itu.

Perjalanan sukses sebuah proyek sudah dimulai ketika melakukan kajian kelayakan lokasi, perencanaan keuangan, risk management dan leadership.

Kelayakan suatu lahan yang akan dijadikan sebuah proyek properti diimplementasikan dengan membuat analisa proyek atau kelayakan proyek (feasibility study).

Dalam FS tersebut dibahas seluruh hal yang berkaitan dengan proyek. Pembahasan dilakukan detil dengan melakukan studi literatur dan studi empiris di lapangan.

Mulai dari analisa aspek legal, finansial, market, lingkungan dan lain sebagainya. Dengan adanya studi kelayakan proyek ini potensi proyek tidak hanya berdasarkan keyakinan si developer tetapi berdasarkan data studi lapangan.

Selanjutnya yang penting diperhatikan ketika akan membuka sebuah proyek adalah adanya perencanaan keuangan yang presisi. Perencanaan keuangan tersebut termaktub dalam perencanaan cashflow.

Dalam perencanaan cashflow tersebut mencantumkan kondisi detil keuangan proyek pada setiap waktu. Sehingga developer mduah mengontrolnya. Si pengembang tahu betul kapan kondisi keuangan dalam kondisi lampu hijau, kuning dan merah.

Baca juga: Ini jadwal workshop developer properti

Perencanaan cashflow projection tersebut diiringi oleh sebuah sistem kontrol yang baik sehingga proyek bisa terlaksana dengan efisien.  Sistem kontrol tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga developer dengan amat mudah mengontrol pelaksanaan proyek.

Dengan sistem kontrol yang baik, seorang developer properti mudah mengarahkan dan mengambil langkah tegas terhadap seluruh pekerjaan dalam lingkup seluruh aspek proyek.

Apakah itu dalam aspek legal, perencanaan, konstruksi, pemasaran dan keuangan. Semua aspek tersebut tidak akan lepas dari kontrol seorang pengembang properti jempolan, terutama tentang aspek keuangan.

Banyak developer yang tidak bisa membuat perencanaan keuangan dengan baik sehingga dalam perjalanan proyek banyak timbul ketidakefesienan atau adanya biaya-biaya yang tidak termasuk dalam perencanaan awal.

Kemampuan membuat cost structure inilah yang penting dipahami oleh seorang pengembang untuk menghindari kalah di cashflow dalam perlaksanaan proyek.

Resiko terhadap kalah cashflow ini amatlah menyakitkan dan menakutkan bagi seorang pengembang. Apa resikonya? Terbengkalainya proyek mereka. Dan akhirnya mati.

Selain itu seorang pengembang seyogianya membuat perencanaan risk management. Hal ini menjadi penting ketika pelaksanaan proyek tidak sesuai dengan perencanaan. Dengan adanya risk management proyek tetap bisa terlaksana walaupun ada kondisi yang tidak sesuai dengan harapan.

Misalnya penjualan tidak sesuai dengan yang direncanakan. Apabila kondisi ini terjadi maka si developer dengan timnya sudah mengantisipasinya.

Kondisi lainnya jika ada kendala dalam finansial, kebutuhan proyek membengkak karena suatu hal, maka sang pengembang tidak perlu panik, karena kondisi ini sudah diantisipasi dengan adanya perencanaan terhadap risk management sebuah proyek properti.

Di atas semua itu, untuk mengelola sebuah organisasi proyek diperlukan leadership dari si pengembang. Dia harus mampu mengorganisir dan menggerakkan sebuah organisasi besar di lingkaran proyek.

Karena bagaimanapun juga setiap aspek sebuah proyek properti terdiri dari orang-orang yang berbeda. Berbeda motivasinya, visinya dan cara kerjanya. Itulah tantangan seorang leader di proyek.

Oleh karena itu tanpa leadership yang kuat maka perjalanan proyek bisa terganggu.

Lihat artikel lainnya:
CATAT, Ini Kunci Sukses Seorang Pengembang Properti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×

Hallo...!

Workshop Cara Benar Memulai Bisnis Developer Properti Bagi Pemula akan diadakan tanggal 20-21 Januari 2024 di Jakarta

× Info Workshop Developer Properti