Salah satu strategi agar proyek perumahanmu sukses dalam penjualan adalah dengan mengajak orang yang sudah membeli untuk ikut memasarkan proyek. Prinsipnya seperti member get member. Strategi yang bisa dipraktekkan adalah dengan memberi iming-iming.
Imingi dengan fee marketing
Mereka mau memasarkan tentu dengan iming-iming akan diberikan fee marketing. Besarnya fee terserah saja. Aturan yang berlaku umumpun ok ok saja. Misalnya 2,5% dari harga rumah.
Jikapun mereka bukan seorang tenaga penjual atau tidak terbiasa memasarkan properti, mereka akan tertarik untuk ikut memasarkan jika ditawarkan dengan bahasa yang menarik.
Bisa dengan narasi bahwa mereka tidak perlu memasarkan dengan cara-cara pemasaran yang pada umumnya berlaku, cukup cerita kepada teman-temannya.
Seseorang yang sanggup membeli rumah apalagi dengan membeli tunai berarti ia punya cukup uang. Dan biasanya ia juga punya circle orang-orang yang punya uang juga. Apalagi ia tipe orang yang banyak bergaul sehingga apapun yang ia bicarakan menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Orang-orang seperti ini yang disebut sosialita.
Nanti mereka diajarkan cara menjual tetapi dengan cara tidak menjual. Mereka diajak bercerita kepada kenalannya tentang baru saja membeli rumah.
Para pembeli tersebut harus diberikan bekal memahami selling point dari proyek. Apa saja kelebihan proyek sehingga membuat orang tertarik membeli rumah di perumahan kita. Ajarkan juga bagaimana berserita ke kenalannya. Karena biasanya orang akan percaya terhadap teman apalagi sahabatnya.
Tentu saja sebagai developer dirimu harus mampu menjamin bahwa mutu proyek harus bagus, sehingga nanti tidak mengecewakan. Jika proyekmu mengecewakan maka pembeli yang menawarkan proyek ke temannya pasti akan sangat kecewa.
Tidak hanya dia sendiri yang kecewa tapi juga ia menjadi sasaran kekecewaan temannya yang ikut membeli.
Imingi dengan potongan harga
Selain mendapatkan fee pembeli yang menawarkan ke kenalannya juga bisa dikasi iming-iming akan mendapatkan potongan harga. Tetapi besarnya potongan harga tersebut harus diperhitungkan dengan seksama.
Jangan sampai dengan memberikan potongan harga membuat harga rumah tidak layak secara bisnis. Inilah gunanya kita membuat perencanaan finansial termasuk perencana penjualan lengakap dengan harga dan target penerimaan.
Potongan harga bisa diberikan dalam bentuk potongan cicilan jika ia membeli dengan cara cicilan ke developer. Misalnya pembelian dengan cara cicilan 48 kali. Lalu karena ia membawa seorang pembeli maka cicilan terakhir tidak perlu dibayarkan. Atau cicilan terakhir digratiskan.
Sama dengan besarnya potongan harga, besaran cicilan yang dipotong tersebut harus diperhitungkan benar-benar agar tetap layak secara itungan finansial.
Lihat artikel lainnya:
- Monggo Coba Sistem Referal Dalam Menjual Perumahan
- Strategi Menjual; Berikan Passive Income kepada Konsumen
- Cara Memasarkan Properti di Portal Jual Beli Properti. High Impact!
- Cara Konyol Meyakinkan Calon Pembeli
- Cara Mudah Menerapkan Sistem Referral dalam Marketing Properti
- Begini Cara Merancang Pemasaran Perumahan yang Tepat Sasaran
- Panduan Lengkap Bagi Anda yang Ingin Menjadi Broker Properti, Bisa Tanpa Modal Lho
- Caranya; Perbanyak Sumber Informasi Tanah yang Dijual Jika Mencari Tanah Pembayaran Bertahap
- Begini Cara Menetapkan Harga Perumahan dengan Strategi Harga Progresif
- Strategi Memasarkan Properti yang Efektif Bagi Broker Properti Pemula
- Strategi Pemasaran Perumahan dengan Direct Selling
- Mudahnya Menjadi Developer Jika Orang Terdekat Punya Tanah
- Strategi Menyusun Rencana Pemasaran Properti
- Begini Cara Memasarkan Perumahan Dengan Membuat Event Sendiri
- Begini Cara Mendapatkan Pembeli Properti yang Dijual