Bisnis developer properti memberikan penghasilan yang besar namun penuh tantangan

Bisnis properti, terutama sebagai developer sangat menarik bagi sebagian orang untuk ditekuni. Menarik karena berbisnis developer properti menjanjikan panghasilan yang besar. Itu hanya salah satu yang menarik di bisnis developer properti masih banyak lainnya.

Namun dibalik menariknya bisnis developer properti terdapat banyak sekali tantangannnya.

Tantangan tersebut terutama karena sifat bisnis developer properti yang berhubungan dengan banyak bisnis di dalamnya.

Banyak sekali bisnis yang mempengaruhi dan dipengaruhi pengembangan sebuah proyek properti. Tak salah kalau bisnis properti dianggap lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional.

Jika bidang pengembangan properti tidak berjalan bagus, maka itu akan mempengaruhi perekonomian nasional.

Karena industri material bangunan akan terganggu, demikian juga bisnis turutan seperti industri perabotan rumah tangga, termasuk industri elektronik kebutuhan rumah tangga juga akan terganggu.

Bisnis properti sangat berhubungan erat dengan industri material bangunan dan industri kebutuhan rumah tangga.

Industri material bangunan sangat dipengaruhi oleh bisnis pengembangan properti sebagai pengguna produknya.

Yang termasuk industri material bangunan ini diantaranya industri semen dan berbagai jenisnya, bata dan bata ringan (hebel), kaca, alumunium, besi dan baja, genteng dan material bangunan lainnya.

Termasuk bisnis material alam juga akan bergerak seperti pasir, batu, tanah dan lainnya.

Sementara bisnis properti memengaruhi kebutuhan terhadap barang-barang elektronik, perabot rumah tangga, dan kebutuhan rumah tanggal lainnya.

Karena ketika sebuah rumah, apartemen, kantor yang akan dihuni atau beroperasi membutuhkan barang-barang elektronik seperti AC, kulkas, TV, mesin, perabotan rumah dan kebutuhan lainnya.

Masing-masing kebutuhan tersebut akan membuat roda perekonomian bergerak.

Tantangan bagi seorang pengembang

Karena banyak sekali bisnis yang terlibat di dalam pengembangan sebuah proyek properti maka banyak sekali tantangannya.

Tantangan tersebut ada yang berasal dari internal proyek sendiri maupun tantangan dari eksternal proyek.

Tantangan internal berhubungan dengan pembentukan organisasi kerja yang solid sehingga dapat menjalankan proyek sesuai perencanaan. 

Tantangan eksternal berhubungan dengan kondisi di luar proyek yang mempengaruhi perjalanan proyek.

Seperti kondisi perekonomian global atau nasional, dan tantangan yang bersifat fisik dan sektoral. Jika perekonomian global dan nasional menunjukkan tren pertumbuhan melambat atau bahkan minus, maka pertumbuhan properti terganggu.

Tantangan fisik dan sektoral biasanya bisa diatasi dengan cara-cara tertentu, seperti gangguan fisik proyek dari pihak-pihak tertentu, bisa juga gangguan legal.

Namun pengaruhnya tidak terlalu besar terhadap pengembangan proyek. Biasanya mudah diatasi.

Tantangan bagi pengembang baru

Bagi pengembang baru, biasanya tantangannya adalah ketersediaan modal. Karena memang untuk memulai sebuah proyek properti membutuhkan modal yang besar.

Modal terutama dibutuhkan untuk membeli tanah, mengurus perizinan, mengerjakan persiapan proyek, membangun fisik proyek (membangun unit dan infrastruktur) dan memasarkan.

Modal membeli tanah

Untuk membeli tanah memakan porsi modal yang besar, akan lebih besar lagi jika tanah harus dibayar tunai. Bayangkan saja jika Anda akan mengembangkan lahan seluas lima hektar saja.

Jika harga tanahnya adalah satu juta maka sekurangnya untuk modal membeli tanah membutuhkan uang lima puluh milyar rupiah.

Dengan jumlah kebutuhan modal untuk membeli tanah sebesar tersebut tidak banyak orang yang sanggup memulai.

Solusinya jika kekurangan modal untuk membeli tanah ini bisa disiasati dengan mengembangkan lahan di luasan yang kecil saja dulu.

Mungkin seribu meter persegi, bisa lima ribu atau berapapun sesuai dengan kemampuan modal.

Atau bisa juga mengembangkan proyek dengan luasan yang lebih besar tetapi menegosiasikan cara pembayaran tanah kepada pemilik lahan.

Selanjutnya modal dibutuhkan juga untuk mengurus perizinan, mengerjakan persiapan lahan, membangun fisik proyek, pemasaran dan lainnya akan dibahas di bagian akhir.

Bisnis Developer Properti Seperti Magnet dan Amat Menguntungkan

‘Orang kaya selalu memiliki properti, walaupun dia bukan pebisnis properti”. Ya, itulah ungkapan yang cocok tentang properti.

Tak kurang seorang Ray Kroc—si pemilik restoran cepat saji asal negeri Abang Sam—mengaku bahwa sebenarnya bisnisnya adalah properti, alih-alih sebagai penjual ayam goreng dan burger. Hmmm.

Begitu seksinya bisnis properti, sehingga saat ini, sudah tidak aneh kita melihat pebisnis yang biasanya bukan dikenal sebagai pebisnis properti, belakangan ia muncul sebagai pebisnis properti dengan proyek yang mentereng.

Kenapa mereka bela-belain masuk ke bisnis properti? Banyak alasannya, terutama karena bisnis properti sangat menarik dan menguntungkan. Ya, seperti sebuah magnet.

Resiko terbilang rendah

Uniknya di bisnis properti, keuntungan yang besar masih dibarengi dengan resiko bisnis yang relatif rendah. Nilai properti yang naik terus menjadi alasannya. 

Sehingga sebuah proyek properti yang terbengkalaipun jika suatu saat akan dikembangkan lagi atau dijual bisa saja menguntungkan, asalkan tanahnya tidak bermasalah.

Ini baru satu alasan yang dikemukakan, masih banyak lagi alasan lainnya.

Jadi jika ada sebuah proyek macet karena sesuatu hal, lalu proyek ini dibiarkan dalam waktu yang lama.

Maka modal yang sudah dikeluarkan di awal bisa terkembalikan oleh kenaikan harga tanah. Karena jika kondisi normal maka kenaikan harga tanah antara 10% sampai dengan 20% tiap tahunnya. 

Properti adalah kebutuhan primer

Alasan lainnya adalah kebutuhan terhadap properti atau papan, bersama sandang dan pangan termasuk kebutuhan primer manusia. Artinya setiap orang membutuhkan properti (tempat tinggal).

Tanpa tempat tinggal orang tidak bisa hidup normal. Sehingga sampai kapanpun orang tetap akan membutuhkan properti sehingga bisnis tidak akan pernah mati.  

Selagi manusia bernafas ia akan tetap membutuhkan properti. Itulah peluang bagi seorang pebisnis properti sebagai developer.

Bisnis properti berhubungan dengan banyak bisnis di dalamnya 

bisnis-properti-banyak-bisnis

Sebuah proyek properti berhubungan secara langsung dan tidak langsung dengan ratusan profesi yang berbeda. Tak kurang menurut Biro Pusat Statistik (BPS) terdapat sekurangnya 173 bidang bisnis terkait.

Dimana bidang bisnis yang terlibat tersebut terdiri dari sektor formal dan ada juga sektor non formal, termasuk para profesional.

Sektor formal diwakili oleh instansi pemerintah melalui pejabat atau stafnya sedangkan sektor informal dan para profesional diwakili oleh para pekerja dan semua yang terlibat dalam proyek tersebut.

Sektor formal

Sektor formal yang berhubungan dengan sebuah proyek properti adalah instansi-instansi pemerintah seperti Kementrian Agraria dan Tata Ruang yang diwakili oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) atau kantor pertanahan,

Selanjutnya instansi yang berhubungan dengan perijinan dan bangunan seperti pemerintah daerah (Pemda) melalui dinas tata ruang/tata kota, Bappeda, kecamatan, kelurahan atau desa dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).

Tak ketinggalan ada kementrian yang berhubungan dengan pemberian ijin seperti Kementrian Lingkungan Hidup, Kementrian Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

Proyek properti melibatkan sektor non formal

Selain itu sebuah proyek properti melibatkan sektor non formal seperti tukang, mandor, petugas keamanan, tukang kebersihan, supplier material, event organizer, tenaga pemasar tradisional, penduduk setempat, pedagang makanan sekitar lokasi, organisasi kemasyarakatan, dan masih banyak lagi profesi yang berhubungan dengan sebuah proyek properti.

Proyek properti melibatkan juga para profesional

Selanjutnya sebuah proyek properti melibatkan para profesional seperti Notaris/PPAT, appraisal (penilai), arsitek, konsultan atau perencana, insinyur sipil, asuransi, perbankan, surveyor, kontraktor, agen atau broker properti, desain grafis, konsultan marketing, manejer properti dan lain-lain.

Strategi dalam berbisnis pengembangan properti yang bisa Anda praktekkan

menjadi developer properti pemula

Menjadi developer properti bisa dimulai dengan menjadi penjual kaveling tanah satu atau dua unit, untuk selanjutnya membangun perumahan dalam suatu kawasan. 

Berbisnis kaveling tanah

Berbisnis kaveling tanah terbilang simpel, baik dari sisi persyaratan dan durasi bisnis. Simpel dari sisi pelaksanaan bisnisnya mulai dari mengurus perizinan sampai dengan pengerjaan fisik dan penjualan.

Hal ini karena pengurusan perizinan cukup sederhana, cukup sampai pengurusan siteplan saja lalu selanjutnya langsung dijual.

Tidak perlu dilanjutkan dengan mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).

Sehingga dengan demikian rekomendasi-rekomendasi yang wajib diurus dalam pengembangan sebuah proyek properti.

Seperti rekomendasi Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), Usaha Pengelolaan Lingkungan Hidup/Usaha Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL/UPL), Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup (SPPL) dan rekomendasi-rekomendasi lainnya.

Namun amat disarankan jika Anda menjual kaveling, sertifikat tanah proyek tersebut harus diselesaikan dengan pemecahan per-kaveling, supaya pembeli merasa aman terhadap kepemilikan tanah yang dibelinya.

Jika pembeli merasa aman maka kaveling-kaveling tersebut lebih mudah menjualnya.

Mulai mengembangkan proyek properti

Selanjutnya Anda bisa naik kelas menjadi developer properti, tidak hanya menjadi pebisnis kaveling tanah. Dengan menjadi pengembang ada banyak sekali manfaat yang bisa Anda dapatkan.

Tanpa mengecilkan manfaat yang lain, manfaat yang sudah jelas adalah seorang pengembang akan mendapatkan keuntungan finansial, karena salah satu sifat bisnis perumahan adalah putaran omsetnya besar.

Bayangkan, jika proyek Anda terdiri dari 5 unit saja sudah memungkinkan Anda memiliki omset satu milyar bahkan lebih. Nah bagaimana cara memulai bisnis developer properti?

Manfaat lainnya adalah jika Anda menjadi pengembang, maka Anda bisa menghidupi banyak sekali orang. Semua orang atau semua pihak yang berhubungan dengan proyek Anda akan mendapatkan penghasilan.

Mencari lahan

Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah dengan mencari lahan yang layak untuk dijadikan proyek. Penilaian tidak jauh-jauh dari harga, karena harga akuisisi lahan sangat menentukan kesuksesan proyek.

Jika Anda bisa mengakuisisi tanah yang bagus maka Anda sudah separo jalan dalam kesuksesan proyek.

Namun selain harga masih banyak faktor yang musti diperhatikan ketika akan mengakuisisi sebidang tanah untuk dijadikan proyek properti.

Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah ketersediaan pembeli. Karena sebagus apapun proyek yang akan dikembangkan akan percuma jika tidak terdapat market.

Dari sisi fisik tanah, ada banyak kondisi yang musti menjadi perhatian diantaranya lokasi tersebut memiliki akses yang bagus, tidak banjir, terdapat jaringan listrik dan bebas sengketa.

Ketersediaan market

Untuk mengetahui ketersediaan market maka perlu dilakukan kajian, akan lebih bagus lagi dibuat studi kelayakan proyek (feasibility study) sehingga rencana pengembangan proyek berdasarkan analisis data.

Karena di dalam FS tersebut terdapat semua analisa mulai dari analisa ekonomi, analisa finansial, analisa hukum, analisa tentang lingkungan hidup dan analisa lainnya.

Perhatikan jalan akses ke proyek

Sementara jalan akses yang bagus amat menentukan ketertarikan calon konsumen. Bayangkan saja jika sebuah proyek sangat bagus dari sisi mutu bangunan dan desainnya.

Tetapi jalan akses ke lokasi perumahan tersebut tidak bagus, jalannya kecil, maka calon pembeli akan berfikir ulang untuk membeli rumah di lokasi tersebut.

Wajib hukumnya lokasi bebas banjir

Demikian juga tentang banjir. Proyek yang akan Anda bangun harus bebas banjir, karena jika lokasi tersebut dikenal sebagai lokasi banjir maka amat sulit menjualnya.

Karena tidak ada orang yang mau tinggal di lokasi perumahan yang terendam banjir. Ngga kebayang repotnya deh!

Terdapat jaringan listrik

Demikian juga berhubungan dengan kebutuhan utilitas dari proyek seperti jaringan listrik. Proyek yang akan Anda bangun sebaiknya berada di lokasi yang sudah terdapat jaringan listrik.

Karena jika tidak maka terdapat cost tambahan untuk membangun jaringan listrik. Sudah pasti bisa memang, tetapi melakukan sambungan listrik butuh effort tersendiri yang terkadang amat melelahkan dan menguras rekening.

Bebas sengketa

Faktor lainnya yang musti diperhatikan ketika mengakuisisi lahan adalah lahan tersebut terbebas dari sengketa.

Ini wajib banget diperhatikan, tidak ada toleransi tentang ini. Jika tanahnya sengketa tinggalkan saja, cari tanah lain.

Karena sengketa itu akan menguras waktu, energi dan biaya. Waktu penyelesaian dalam sengketa tanah ini bisa lama sekali, bahkan ada sengketa tanah sepanjang masa. Sudah puluhan tahun masih belum selesai-selesai juga.

Hal ini bisa terjadi karena Indonesia memakai pengadilan berjenjang. Mulai dari pengadilan negeri atau pengadilan tingkat pertama, pengadilan tinggi, sampai dengan dua tahap upaya hukum di tingkat Mahkamah Agung, yaitu kasasi dan Penjinjauan Kembali (PK).

Di samping pengadilan berjenjang, sebuah perkara tanah bisa saja dituntut secara pidana, perdata bahkan dari Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Terbayang rumitnya tho?

Anda bisa membeli lahan secara tunai

untung membeli lahan secara tunai

Jika anda memiliki uang untuk menjadi developer properti maka langkah anda lebih mudah karena anda tinggal beli tanah kemudian urus perijinan, buat perencanaan, bangun fisik proyek dan pasarkan.

Semua itu bisa anda lakukan sendiri, namun bisa juga anda serahkan kepada orang lain. Ya, serahkan sesuatu kepada ahlinya.

Itulah developer properti, lebih banyak mengandalkan kekuatan outsource dalam pelaksanaannya.

Anda tidak membutuhkan keahlian teknis untuk sukses sebagai developer properti. Anda tidak dituntut harus pintar ngaduk semen, memasang bata atau menggali dan memasang batu kali di pondasi.

Semua itu sudah ada ahlinya, anda hanya dituntut untuk mampu mengelola sumber daya orang lain.

Bisa tawarkan pembayaran bertahap jika Anda tidak punya uang

Namun jika anda tidak memiliki uang untuk membeli lahan maka Anda jangan berkecil hati karena ada banyak strategi yang bisa anda praktekkan untuk mengakuisisi lahan.

Diantaranya menawarkan pembayaran bertahap kepada pemilik lahan.

Dengan pola pembayaran ini, tanah tidak dibayar sekaligus di depan. Pembayaran di depan hanya berupa uang tanda jadi atau uang muka yang besarnya sesuai kesepakatan anda dengan pemilik lahan.

Sedapat mungkin sesuaikan dengan kemampuan Anda dalam menyediakan uang tunai sehingga Anda tidak membutuhkan bantuan uang muka dari pihak lain.

Dengan demikian Anda tidak terbebani untuk membayar hutang sehingga Anda bisa fokus melaksanakan proyek.

Setelah pembayaran uang muka, selanjutnya kewajiban Anda adalah membayar harga tanah sesuai dengan tahapan yang disepakati.

Biasanya tahapan pembayaran yang disepakati adalah pembayaran per-3 bulan sampai lunas. Tapi ini tidak mengikat, bisa juga pembayaran per-6 atau per-9 bulan. 

Kerjasama lahan juga bisa menjadi alternatif

Selain pembayaran secara bertahap, strategi akuisisi lahan yang bisa anda praktekkan adalah menawarkan kerjasama lahan kepada pemilik lahan.

Pada prinsipnya kerjasama lahan sama dengan pembayaran bertahap. Hanya saja pada kerjasama lahan ini pemilik lahan juga berhak mendapatkan laba proyek. 

Jadi pemilik tanah mendapatkan harga tanahnya dan keuntungan proyek. Harga tanah dibayarkan secara bertahap sesuai dengan kesepakatan.

Pada umumnya pola pembayaran yang disepakati adalah pembayaran bertahap sesuai dengan unit terjual.

Sedangkan keuntungan proyek dibayarkan pada saat proyek sudah selesai, sehingga keuntungan proyek sudah dihitung dan disepakati.

Pembagian keuntungan proyek bersamaan dengan pembagian keuntungan proyek yang menjadi hak developer.

Contoh Kerjasama Lahan dengan Sistem Bagi Unit untuk Membangun Ruko

Selain untuk membangun perumahan, kerjasama lahan dengan sistem bagi unit bisa dipraktekkan untuk membangun ruko.

Prinsipnya sama dengan pembangunan perumahan, yaitu pemilik lahan menyediakan lahan sementara anda sebagai developer yang mengurus perijinan, membangun dan memasarkannya.

Dengan kerjasama seperti ini bagi hasilnya adalah berupa pembagian unit ruko. Beberapa unit untuk pemilik lahan dan beberapa unit untuk anda sebagai developer.

Dalam pelaksanaannya bisa jadi bagian untuk pemilik lahan dijualkan bersama, demikian juga bagian anda juga bisa anda jual. Jadi pemilik lahan menerima harga penjualan sebesar penjualan ruko miliknya demikian juga anda.

Strategi menghitung bagian pemilik tanah

Caranya mudah sekali, bagiannya dihitung berdasarkan harga tanahnya. Jika harga total tanahnya adalah 6 milyar rupiah, maka bagian pemilik lahan adalah 3 unit ruko jika harga 1 unit ruko adalah 2 milyar.

Tetapi tidak tertutup kemungkinan anda menawarkan jumlah unit ruko yang lebih banyak supaya pemilik tanah tertarik untuk bekerjasama.

Dapatkan investor untuk membiayai bisnis properti Anda

mencari investor propertiInilah langkah penting jika Anda ingin menjadi developer properti dalam keadaan tidak punya uang. Anda harus memiliki seorang investor.

Pentingnya investor ini karena ialah yang akan membiayai seluruh proyek Anda, tentu saja dengan adanya bagi hasil dengan mereka.

Karena walaupun tanah tidak dibeli secara tunai atau kerjasama lahan dengan pemilik lahan ketika akan memulai sebuah proyek tetap membutuhkan modal awal.

Modal tersebut diantaranya adalah untuk mengurus perizinan dan legalitas, mengerjakan persiapan lahan, kebutuhan overhead dan pekerjaan lainnya.

Biaya untuk mengurus perizinan

Perizinan yang wajin diurus adalah Izin Mendirikan Bangunan (IMB)/Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). IMB/PBG ini merupakan produk akhir sebuah perizinan.

Perjalanan untuk mendapatkan PBG ini amat panjang dan melelahkan selain membutuhkan uang yang tidak sedikit. Tak dipungkiri pengurusan perizinan proyek di Indonesia tercinta ini masih terpenjara oleh biaya-biaya gelap.

Sebelum PBG diperoleh amat banyak perizinan awal atau rekomendasi dari dinas-dinas teknis yang musti diurus terlebih dahulu.

Rekomendasi-rekomendasi tersebut berupa rekomendasi peil banjir, rekomendasi lahan tidak termasuk Lahan Sawah Dilindungi (LSD), rekomendasi tanah tidak termasuk Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).

Rekomendasi dari dinas lingkungan hidup

Selanjutnya rekomendasi yang perlu diurus lagi adalah rekomendasi dari Dinas Lingkungan Hidup seperti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Amdal), Usaha Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Usaha Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup (SPPL).

Termasuk Dinas Lingkungan Hidup akan mengeluarkan rekomendasi tentang Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) dan pertimbangan baku mutu air limbah.

Biaya untuk mengurus rekomendasi-rekomendasi lainnya

Ada rekomendasi pemadam kebakaran dari dinas pemadam kebakaran, rekomendasi tanah makam untuk Tempat Pemakaman Umum (TPU), Rekomendasi Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin), rekomendasi tentang Penerangan Jalan Umum (PJU).

Selain itu rekomendasi awal yang musti dipenuhi oleh seorang pengembang adalah rekomendasi dari warga setempat yang menyatakan bahwa mereka tidak keberatan tentang pembangunan proyek di wilayah mereka.

Termasuk rekomendasi dari kepala desa dan camat, rekomendasinya juga menyatakan bahwa kepala desa dan camat tidak keberatan tentang pembangunan proyek di wilayah mereka.

Itulah rekomendasi-rekomendasi yang menyertai pembangunan sebuah proyek properti. Dan setiap rekomendasi tersebut membutuhkan biaya. Inilah pentingnya Anda memiliki modal awal untuk memulai proyek, baik dari kantong sendiri maupun dari investor.

Biaya untuk perizinan ini harus ada di awal-awal proyek karena tanpa perizinan proyek tidak bisa berjalan. Itulah gunanya Anda menyediakan modal awal proyek (initial cost), baik dari kantong sendiri maupun dari investor.

Biaya untuk persiapan lahan

Sejalan dengan pengurusan perizinan sebaiknya seorang pengembang juga mengerjakan persiapan lahan. Persiapan lahan di sini bertujuan agar lahan tampak rapi dan siap untuk dibangun.

Hal ini penting untuk menyampaikan kepada calon konsumen bahwa developer amat siap untuk membangun proyek.

Akan berbeda keyakinan seorang calon pembeli melihat kondisi proyek yang rapih dan kondisi proyek yang apa adanya. Ya, pengaruhnya terhadap penjualan proyek.

Biaya persiapan lahan ini relatif tergantung kondisi fisik proyek. Jika lahan sudah cenderung datar, bersih dan elevasi sudah aman dari banjir, maka biaya untuk persiapan proyek tidak terlalu besar.

Tetapi jika kondisi lahan butuh pekerjaan berat seperti pengurukan, cut and fill dengan alat berat, maka biaya untuk persiapan lahan cukup besar.

Musti diperhitungkan benar-benar karena akan berkaitan dengan kelayakan proyek.

Kemampuan manejerialmu amat dibutuhkan

Selanjutnya yang harus mendapat perhatian adalah tentang manajemen proyek, dimana pada tahapan ini sangat diperlukan kemampuan manejerial dari seorang developer.

Karena dialah yang mengatur seluruh aktivitas dan organ-organ yang berhubungan dengan proyek, mengendalikan perjalanan proyek sehingga bisa mencapai hasil yang diinginkan.

Tahap pelaksanaan proyek

Setelah semua tertata dengan baik, lahan sudah diakuisisi, perijinan sudah diinisiasi, manajemen sudah dipersiapkan, tibalah saatnya Anda melaksanakan proyek mulai dari perencanaan, pengerjaan persiapan lahan, pembangunan fisik proyek dan pemasaran.

Nah, itulah tahapan yang harus dilalui oleh seorang developer properti ketika akan mengembangkan proyek, cukup banyak memang dan memerlukan keahlian, kejelian dan ketelitian.

Namun keahlian, kejelian dan ketelitian tersebut bisa didapat dari belajar. 

Belajar menjadi pengembang dengan mengikuti workshop developer properti

Belajar tentang memulai sebuah proyek properti bisa dengan membaca di buku-buku atau dengan mengikuti Workshop Properti.

Jika Anda ikut workshop keuntungannya adalah Anda langsung akan dibimbing oleh si pelaku bisnis properti tersebut. Karena si pemateri umumnya adalah orang yang telah makan asam garam bisnis ini.

Setelah mendapatkan lahan yang cocok langkah selanjutnya adalah perencanaan lahan. Perencanaan lahan bisa Anda lakukan sendiri jika memang Anda sanggup melakukannya, tidak hanya sekedar sanggup Anda harus ahli dalam disain.

Jika Anda tidak ahli di bidang ini sebaiknya serahkan kepada ahlinya. Ada banyak sekali ahli yang siap membantu Anda tentu saja dengan sejumlah uang jasa.

Setelah perencanaan komplit tiba saatnya Anda mengerjakan proyek. Untuk mengerjakan proyek bisa Anda kerjakan sendiri atau menyerahkan kepada orang lain yang bernama kontraktor.

Anda bisa memilih mendelegasikan pekerjaan secara partial atau secara all in, tapi sesuai pengalaman lebih baik kontrak partial karena akan lebih simpel dalam controlling.

Terakhir, penggalan kerja yang harus direcanakan secara matang adalah tentang marketing atau penjualan produk perumahan. Berikan perhatian lebih tentang marketing ini dan bisnis developer properti Anda akan sukses.

Lihat artikel lainnya:

Tags

Cara Mudah Memulai Bisnis Developer Properti, Terbukti!

11 thoughts on “Cara Mudah Memulai Bisnis Developer Properti, Terbukti!

  • May 12, 2015 at 1:23 pm
    Permalink

    Wah menjadi developer properti pasti susah susah gampang ya, tapi kalau udah berhasil keuntungannya bisa berlipat lipat. 😀

    Reply
  • October 20, 2015 at 2:02 pm
    Permalink

    Hehhehe…bang Asriman lucu juga ya…lugas,lihai & cerdas dlm berbagi pengetahuan dengan pembaca…
    Thx bang Asriman,bnyx manfaat & pelajaran yg saya dptkan sebagai Agent Property di Brighton Property Surabaya..:)
    Salam Sukses sll….see u on the top!!!

    Reply
  • January 20, 2016 at 8:31 am
    Permalink

    Thanks Bang Arisman, saya baru belajar bisnis properti juga, salam kenal bang.

    Reply
  • April 15, 2016 at 8:02 am
    Permalink

    Saya begitu menyukai artikel yang disajikan dalam blog ini,
    Semoga sukses terus memberikan informasi bermanfaat utk semua orang.

    Reply
  • June 13, 2016 at 12:00 pm
    Permalink

    Terima Kasih, Informasi yang sangat Bermanfaat 🙂

    Reply
  • December 29, 2016 at 7:52 am
    Permalink

    makasih untuk info yang bermanfaat ini, semoga saya bisa……

    Reply
  • March 12, 2017 at 4:53 am
    Permalink

    Terimakasih pak Arisman atas informasinya… Sangat membangun

    Reply
  • August 30, 2017 at 2:09 pm
    Permalink

    terima kasih bos atas ilmunya
    saya depeloper pemula dari padang

    Reply
  • July 9, 2018 at 6:59 am
    Permalink

    Assalammualaikum, Pak Asriman.
    Kami berniat untuk memulai bisnis developer kecil-kecilan dengan membeli beberapa bidang tanah kavling (9 bidang) di dalam sebuah perumahan yang sudah ditinggalkan developer, guna dibangun dan dipasarkan kembali. Sertifikat tanah sudah SHM dan telah atas nama perorangan.

    Pertanyaan kam:
    1. Apabila kami membeli 9 bidang/kavling, apakah kami harus merubahnya menjadi satu bidang/sertipikat terlebih dahulu dan dibuatkan IMB induk sebelum pembangunan fisik, baru kemudian dipecah-pecah kembali untuk pemasaran?
    2. Biaya-biaya apa saja yang timbul atas langkah-langkah diatas.
    3. Mohon informasi/saran apabila ada cara lain yang lebih efektif/efisien berkenaan dengan maksud/rencana kami diatas.

    Terima kasih atas saran/informasi yang diberikan

    Reply
  • September 11, 2019 at 1:56 am
    Permalink

    Terimakasih pak Arisman, telah berbagi ilmu tentang seluk beluk bisnis property.

    Reply
  • February 3, 2020 at 11:25 am
    Permalink

    terima kasih informasinya sangat bermanfaat

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×

Hallo...!

Workshop Cara Benar Memulai Bisnis Developer Properti Bagi Pemula akan diadakan tanggal 20-21 Januari 2024 di Jakarta

× Info Workshop Developer Properti