Menjadi developer properti butuh modal besar, karena memang itulah salah satu sifatnya yaitu padat modal. Tetapi banyak juga orang suskes menjadi developer properti tanpa modal besar. Mereka memanfaatkan resource yang menjadi bahan bakar pokok dalam memulai sebuah proyek properti. Misalnya, jika tidak punya tanah maka bisa ‘diakali’ dengan kerjasama dengan orang yang memiliki tanah. Jadi tanahnya tidak dibeli tetapi nanti ada bagi hasil dengan pemilik lahan.
Selanjutnya jika tidak punya modal untuk memulai maka bisa ‘disiasati’ dengan cara mengajak orang yang memiliki modal untuk kerjasama membiayai proyek tersebut. Kompensasinya tentu saja ada bagi hasil untuk investor tersebut. Demikian juga jika tidak punya keahlian teknis maka bisa mengajak orang yang memiliki keahlian tersebut.
Melihat kondisi ini maka menjadi developer properti bisa dilakukan oleh semua orang. Bahkan dalam banyak contoh seseorang menjadi developer properti bisa memulai dalam kondisi tidak memiliki modal yang besar. Modal ada tetapi pas-pasan. Mereka kerjasama dengan pemilik lahan sehingga tanah tidak dibeli, mereka juga kerjasama dengan investor sehingga untuk membiayai proyek tidak perlu mengeluarkan uang dari kantong pribadi.
Inilah yang membuat bisnis developer properti menjadi menarik. Tetapi tentu tidak semua orang bisa sukses. Ini berlaku di semua bidang. Banyak yang sukses juga tidak sedikit yang gagal. Banyak orang yang ingin menjadi developer properti tetapi tidak semua orang sukses dalam memulainya.
Banyak hal yang menjadi penyebab, diantaranya adalah; ingin kaya mendadak di proyek pertama, malas belajar, tidak mau membayar harganya, tidak memiliki semangat juang dan tidak cakap mengelola cashflow.
Ingin kaya mendadak pada proyek pertama, tapi tidak memahami prosesnya
Ya, inilah salah satu penyebab developer properti pemula gagal, ingin kaya mendadak pada proyek pertama. Mereka seperti terbuai oleh pemberitaan bahwa setiap developer properti mendapatkan untung besar pada proyeknya. Mereka membayangkan akan mendapatkan untung besar di proyek pertama sehingga melupakan prosesnya.
Dan ketika menemukan kenyataan bahwa proses dan hasilnya tidak seperti yang dibayangkan mereka kecewa dan mundur. Kemudian pelan-pelan melupakan keinginannya menjadi developer properti.
Perlu dipahami bahwa tidak semua proyek properti sukses dan tidak semua developer properti itu dapat uang banyak di proyeknya.
Hal ini bisa dilihat dari banyaknya perumahan yang minta di-takeover karena developernya sudah tidak sanggup melanjutkan proyek dengan berbagai alasan.
Kenapa saya tahu tentang hal ini? Karena saya banyak sekali menerima penawaran takeover proyek properti setiap hari melalui blog saya asriman.com.
Saya sarankan, sebaiknya pada tahap awal belajar dan memulai menjadi developer properti, Anda mengalah terlebih dahulu dengan tidak memikirkan untung besar, tapi memprioritaskan bagaimana caranya agar niat Anda menjadi developer properti bisa terwujud.
Lihat di sini materi dan jadwal workshop Developer Properti Untuk Pemula
Yakinlah, nanti akan ada masanya jika Anda sudah siap dan sanggup mengelolanya Anda akan mendapatkan proyek besar.
Saat ini mungkin saja Anda belum pantas mengelola sebuah proyek besar sehingga proyek tersebut belum mendekat kepada Anda.
Malas Belajar
Selanjutnya, penyebab seorang developer properti pemula gagal adalah malas belajar.
Belajar dari internet
Padahal banyak instrumen pembelajaran yang bisa Anda manfaatkan saat ini, salah satunya adalah mencari informasi tentang menjadi developer properti di internet.
Cara ini termasuk paling mudah dan murah karena sambungan internet saat ini amat gampang didapatkan dengan biaya murah.
Anda bisa mengaksesnya kapan saja dan di mana saja, bisa dari smartphone, komputer atau laptop.
Belajar dari buku, seminar, training dan workshop
Selain belajar dari internet, cara selanjutnya yang bisa Anda praktekkan adalah belajar dengan membaca buku-buku tentang developer properti, belajar dengan mengikuti seminar, training atau workshop tentang developer properti.
Dibanding dengan belajar dari internet dan membaca buku, belajar dengan mengikuti seminar dan workshop memberikan keuntungan tersendiri karena Anda berkenalan dengan pembicara seminar atau workshop yang bisa Anda jadikan mentor dalam memulai bisnis developer properti Anda, sehingga Anda tidak lagi memulainya dengan cara trial and error (coba-coba).
Selain itu Anda juga bisa belajar kepada developer properti secara langsung dengan cara bekerja terlebih dahulu di perusahaan mereka untuk beberapa tahun, kemudian setelah mendapatkan ilmunya lalu Anda membuka proyek sendiri.
Cara ini sangat bagus untuk dipraktekkan oleh seorang fresh graduate yang belum punya pengalaman kerja. Belajarlah dulu dan bersabarlah, rasakan dulu auranya dan nikmati prosesnya.
Intinya, Anda harus terus belajar untuk menjadi developer properti.
Karena dengan terus belajar Anda akan memiliki pengetahuan dan dengan pengetahuan Anda akan lebih mudah melangkah. Dengan demikian kemungkinan sukses Anda menjadi lebih besar.
Terus pertajam gergajimu!
Sharpen The Saw, inilah yang disampaikan oleh Stephen R. Covey dalam bukunya The 7 Habits of Highly Effective People.
Maksudnya, hindari pemahaman bahwa Anda sudah memiliki pengetahuan yang cukup sehingga merasa tidak perlu lagi belajar.
Jika Anda ingin secepatnya selesai menebang pohon besar, Anda harus memeriksa mata gergaji Anda dan mengasahnya jika sudah tidak tajam, bukan terus-menerus melanjutkan pekerjaan Anda memotong kayu tanpa mengasahnya.
Memang ujung-ujungnya Anda mungkin bisa menyelesaikan pekerjaan Anda menebang pohon besar tersebut, tapi Anda akan kalah cepat dibanding dengan orang yang memiliki gergaji tajam.
Ya, orang yang bergergaji tajam itulah yang menyadari bahwa untuk sukses mereka harus terus belajar. Never ending learning!.
Tidak Mau Membayar Harganya
Salah satu kalimat bijak yang terus saya ingat adalah kalau ingin sukses Anda harus mau membayar harganya.
Harganya berupa waktu
Jika Anda ingin sukses Anda perlu menyisihkan waktu untuk belajar.
Luangkan waktu untuk membaca buku tentang properti, tentang developer properti, luangkan waktu untuk mengikuti seminar, workshop atau training tentang developer properti.
Inilah yang saya lakukan, ketika saya ingin menguasai ilmu tentang bisnis properti, saya luangkan waktu untuk belajar dengan membaca buku-buku tentang properti dan saya luangkan juga waktu untuk mengikuti seminar tentang properti.
Tak lupa sayapun mengikuti beberapa workshop dan training properti. Karena saya menyadari bahwa untuk menjadi developer properti, tidak cukup hanya dengan belajar di rumah dengan membaca di internet dan dari buku.
Analoginya begini, tentu akan beda nuansanya ketika Anda menonton sepak bola di rumah melalui layar televisi dengan menonton di stadion. Iya kan?.
Harganya berupa uang
Selanjutnya, harga yang musti Anda bayar adalah bersedia mengeluarkan uang untuk belajar tentang bisnis properti.
Mari kita lihat, uang pertama yang Anda butuhkan adalah untuk menyambung koneksi internet dan membeli buku-buku.
Jumlah yang lebih besar dibutuhkan untuk mengikuti seminar, workshop atau training.
Logika yang saya gunakan untuk memahami ini adalah semakin besar biaya yang kita keluarka untuk belajar maka semakin kuat dorongan kita untuk sukses.
Daya juang terbaik kita akan muncul ketika kita merasa sudah mengeluarkan banyak uang untuk belajar. Kita akan merasa sangat rugi jika tidak sukses ketika sudah mengeluarkan banyak uang.
Sebaliknya jika Anda tidak mengeluarkan uang dalam proses belajar atau mendapatkan sesuatu maka Anda dengan amat mudah melupakannya.
Lantas berapa biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan ilmu tentang menjadi developer properti? Jumlahnya sangat relatif, tergantung metoda pembelajaran yang Anda inginkan.
Jika hanya untuk membeli buku-buku ya tidak sampai jutaan. Tetapi untuk mengikuti workshop atau training jumlahnya bervariasi, antara 1 juta sampai 10 juta rupiah.
Apalagi jika Anda belajar di sekolah properti biayanya bisa lebih besar lagi, bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Mahal atau murahnya biaya untuk belajar tentang developer properti tergantung dari masing-masing individu, mahal bagi sebagian orang belum tentu mahal bagi orang lain.
Bagi sebagian orang mengeluarkan biaya belajar sampai 5 juta rupiah masih dianggap murah tetapi bagi sebagian lainnya jumlah tersebut dianggap seperti perampokan. Hehehe.
Pun begitu, bagi sebagian orang jumlah biaya yang dikeluarkan sejumlah 500.000 rupiah bisa dianggap sangat murah, tetapi bagi orang lain ada yang menganggap bahwa jumlah itu sangat mahal.
Anda lihat bukan?
Saya tidak mengada-ada tentang ini, karena ini adalah pengalaman saya sendiri mengadakan workshop tentang Cara Benar Memulai Bisnis Developer Properti Bagi Pemula.
Ketika saya pasang tarif 3 juta rupiah banyak yang menawar harga tersebut tetapi banyak juga yang langsung membayar.
Ketika saya naikkan harganya menjadi 4.5 juta rupiah masih banyak yang bersedia membayar dan banyak juga yang minta potongan harga menjadi 3 juta.
Tidak memiliki semangat juang, mudah menyerah
Semangat juang membaja sangat dibutuhkan jika Anda ingin sukses sebagai developer properti apalagi bagi Anda yang tidak memiliki uang.
Kondisi Anda yang tidak punya modal harus diimbangi dengan kegigihan mencari peluang. Dimana peluang yang harus Anda dapatkan adalah menemukan pemilik lahan yang bersedia tanahnya dikerjakan menjadi proyek dengan pola kerjasama lahan atau pembayaran bertahap.
Juga, menemukan orang yang bersedia membiayai proyek properti Anda. Itu saja.
Saya sering menemukan orang yang mengeluh, “ternyata mustahil menjadi developer properti jika kita tidak punya modal. Tidak ada pemilik lahan yang bersedia menyerahkan tanahnya kepada saya untuk dibangun proyek.”
Tentu saja tidak ada orang yang mau menyerahkan tanahnya kepada Anda untuk dibangun proyek jika tidak didahului dengan pendekatan-pendekatan.
Coba saja dibalik kondisinya, apa Anda bersedia menyerahkan tanah Anda untuk dikelola oleh orang lain tanpa mereka beli?
Sementara Anda belum mengenal orang tersebut? Anda jelas tidak mau bukan?
Begitu juga kondisinya jika Anda akan mengajukan kerjasama kepada orang lain. Solusinya Anda harus membangun kedekatan dulu dengan mereka, selanjutnya terserah Anda.
Sesudah kedekatan dibangunpun, belum tentu semua orang mau kerjasama dengan Anda, itu amat lumrah terjadi.
Kemungkinan-kemungkinan bisa saja terjadi, ada orang yang bersedia bekerjasama dengan Anda dan ada yang tidak.
Anda harus paham bahwa hukum probabilitas berperan di sini, semakin banyak dan semakin sering Anda menemui pemilik lahan dan mengajukan kerjasama maka semakin besar pula peluang Anda menemukan pemilik lahan yang bersedia bekerjasama dengan Anda.
Jerih payah Anda akan terobati ketika menemukan satu saja pemilik lahan yang bersedia tanahnya dikerjakan menjadi proyek properti dengan pola kerjasama lahan.
Memang probabilitasnya kecil, sekitar 2% saja. Artinya, jika Anda ingin memperoleh satu lokasi kerjasama lahan maka Anda harus mendapatkan penawaran dan negosiasi dengan lebih kurang 50 pemilik lahan. Hmmm… apa Anda kuat?
Ya, tidak semua orang sanggup melakukan proses ini.
Dengan demikian, tidak masuk akal jika Anda baru mendapatkan penawaran dan negosiasi dengan 3 atau 5 orang pemilik lahan dan gagal semua, Anda sudah putus asa.
Anda beranggapan bahwa kerjasama lahan tidak mungkin dilakukan, tidak ada orang yang bersedia menyerahkan tanahnya untuk kerjasama lahan.
Tidak cakap mengelola cashflow
Nah, hal yang bisa menyebabkan pengembang pemula gagal adalah tidak cakap mengelola cashflow. Termasuk disini adalah kondisi dimana ia tidak mampu menahan diri dari hal-hal yang bukan untuk kepentingan proyek.
Misalnya tergoda untuk menggunakan uang untuk keperluan selain proyek seperti membeli hal-hal yang konsumtif seperti mobil, rumah, dan lain-lain.
Jika ingin sukses harus kuat menahan diri dari hal-hal seperti itu. Harus sanggup memastikan uang cashflow proyek digunakan hanya untuk proyek saja.
Author: Asriman A. Tanjung, ST
Penulis buku Cara Benar Meraih Sukses Di Bisnis Properti yang diterbitkan Gramedia
Pendiri dan Ketua Dewan Pembina DEPRINDO (Developer Properti Indonesia), asosiasi developer properti yang sudah diakui pemerintah
Pemilik asriman.com, blog properti nomor 1 di Indonesia
Lihat artikel lainnya:
- Menjadi Developer Properti Itu Harus Mampu Menggerakkan Dukungan Dari Orang Lain
- Pintar-pintar Memanfaatkan Sumber Daya Orang Lain untuk Membangun Bisnis Properti
- Ini Caranya Supaya Teman Mau Membiayai Proyek
- Mulai Menjadi Developer Properti Dengan Proyek Kecil-Kecil Saja Dulu
- Kelebihan Dan Kekurangan Menggunakan Investor Orang Pribadi dan Perbankan
- Cara Mudah ‘Mengakali’ Kebutuhan Modal Untuk Membangun Proyek Properti
- Menjadi Developer Properti Tanpa Modal Itu Berat, Bahkan Tidak Mungkin. Tetapi Tanpa Modal Dari Kantong Sendiri Amat Mungkin
- Pentingnya Bersikap Tabah Ketika Ingin Menjadi Developer Properti
- Jadi Developer Apa Harus Kaya Dulu (Sebuah Tanya Jawab Imajiner)
- Begini Cara Mensiasati Kebutuhan Modal yang Besar di Bisnis Properti
- Begini Cara Menghilangkan Mental Blok Untuk Menjadi Pengembang
- Ini Dia Halangan Menjadi Developer Properti Bagi Pemula dan Cara Mengatasinya
- Ini Dia Sumber Pendanaan Proyek Properti Anda
- Begini Cara Developer Mencari Pendanaan untuk Proyek, Mudah
- Begini Cara Menemukan Tanah Kerjasama dan Investor Proyek Properti