Setelah dirimu mendapatkan lahan yang cocok untuk dijadikan proyek properti, maka ada langkah penting yang musti dirimu lakukan agar proses selanjutnya bisa berjalan dengan baik, yaitu mengukur lokasi.
Pengukuran lokasi
Pengukuran lokasi penting dilakukan untuk mendapatkan data tanah sebenarnya, antara lain luas dan data kontur tanah.
Data luas tanah dan membuat rencana siteplan
Data ukuran lokasi dalam bentuk ukuran luasan berguna untuk membuat perencanaan lahan dalam bentuk siteplan.
Kenapa siteplan ini penting?
Karena dengan adanya siteplan kita sudah bisa mengetahui volume masing-masing pekerjaan sehingga dengan adanya data volume kita bisa menghitung rencana anggaran biaya (RAB).
Baca juga: Lihat di sini materi dan jadwal workshop developer properti bagi pemula
Diantara data yang didapat adalah banyaknya unit rumah yang bisa kita bangun, luas kaveling efektif, luas jalan dan volume saluran drainase, luas ruang terbuka hijau, luas fasilitas sosial dan lain-lain.
Mengukur lokasi oleh petugas BPN atau surveyor
Mengukur lokasi dapat dilakukan oleh petugas dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) atau bisa juga dilakukan oleh surveyor kadaster.
Hasil pengukuran lokasi ini berupa detil luas lokasi disertai dengan soft file-nya dimana soft file inilah yang kita berikan kepada arsitek untuk membuat perencanaan awal dalam bentuk rencana tapak (siteplan).
Soft file biasanya dalam bentuk file computer aided design (CAD). Saat ini yang paling banyak digunakan di dunia adalah AutoCAD dari Autodesk.
Baca juga:
Mengurus perizinan sampai pengesahan siteplan
Setelah perencanaan awal ini didapat dan dilanjutkan dengan mengurus perijinan sampai dengan pengesahan siteplan.
Tahapan untuk mendapatkan pengesahan siteplan inilah yang membutuhkan banyak rekomendasi dari banyak dinas diantaranya dinas pemadam kebakaran, dinas lingkungan hidup, dinas pertanian, dinas perhubungan, dinas pekerjaan umum dan perumahan rakyat, dinas pemakaman umum, dan dinas lainnya.
Sehingga membutuhkan waktu yang lumayan lama, bisa tiga bulan, empat bulan, enam bulan bahkan lebih.
Syarat-syarat di atas merupakan syarat wajib untuk perijinan sebuah proyek perumahan.
Jika semua sudah dipenuhi maka pengesahan siteplan sampai dengan terbitnya Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), dahulu bernama Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) tidak memakan waktu yang lama.
Staking out
Mari kita lanjut prosesnya; setelah PBG terbit, maka dirimu bisa langsung melakukan pematokan di lapangan.
Menterjemahkan siteplanmu yang sudah sah itu di lapangan. Prosesnya ini dinamakan staking out.
Staking out ini harus dilakukan oleh orang yang berpengalaman, jangan lakukan sendiri, nanti malah bergeser-geser titiknya, bidang yang seharusnya presisi, sudut sembilan puluh malah mencong-mencong.
Lucu nanti perumahanmu. Serahkan ke orang yang ahli dalam melakukan staking out.
Orangnya bisa dicari di internet, tanya inyiak Google pasti dia tahu. Karena dia serba tahu. 😀
Tanya saja dengan kata kunci jasa surveyor atau jasa staking out di lokasimu.
Jadi dalam proses ini dirimu butuh surveyor atau juru ukur dua kali.
Pertama ketika di awal untuk mendapatkan data ukur tanah, selanjutnya ketika akan melakukan pematokan lokasi sesuai dengan siteplan yang disahkan.
Peta Topografi
Selain untuk mendapatkan luas tanah pengukuran oleh surveyor juga bisa mendapatkan data tentang kondisi permukaan tanah yang tersaji dalam peta topografi.
Data dari peta topografi ini berguna untuk merencanakan pekerjaan cut and fill atau pengurukan, jika diperlukan.
Karena berdasarkan data peta topografi tersebut dapat dilihat ketinggian permukaan tanah eksisting dan dapat dihitung volume cut and fill atau pengurukannya.
Untuk apa peta topografi ini?
Peta topografi berguna untuk mendapatkan informasi kondisi site dalam tiga dimensi.
Selanjutnya dengan adanya peta kontur maka akan didapatkan informasi apakah lokasi butuh galian, timbunan atau malah pengurukan.
Jadi kegunaan praktis pengukuran kontur adalah untuk mendapatkan informasi kondisi permukaan lahan proyek.
Jika nantinya proyek akan ada proses galian dan timbunan, dengan adanya peta kontur ini akan diketahui volume galian dan timbunan.
Galian dilakukan pada titik lokasi yang lebih tinggi untuk dilakukan timbunan pada titik yang lebih rendah.
Proses ini lazim disebut cut and fill, yaitu mengambil material di lokasi yang lebih tinggi untuk ditimbunkan di lokasi yang lebih rendah sehingga site proyekmu datar atau sesuai dengan perencanaan.
Tetapi jika volume galian tidak mencukupi maka diperlukan material dari luar, berarti proyekmu butuh pengurukan.
Sediakan saja uang yang cukup, karena pengurukan butuh biaya yang lumayan besar.
Mainkan!!
Lihat artikel lainnya:- Pentingnya Mengukur Ulang Tanah Yang Akan Dibeli
- Strategi Membuat Perencanaan Lahan untuk Dibangun Proyek Properti
- Kenapa Pembayaran Tanah Secara Bertahap Sering Disepakati Antara Pemilik Lahan Dan Developer
- Cara Memecah Sertifikat Tanah secara Pribadi
- Ini yang Harus Diperhatikan Ketika Akan Negosiasi Ke Pemilik Lahan
- Begini Langkah-langkah Mengembangkan Proyek Tanpa Bank Tapi Dirimu Juga Tidak Punya Modal
- Cara Memohonkan Sertifikat Jika Tidak Ada Surat-Surat Tanah
- Berapa Lama Proses Girik Menjadi Sertifikat
- Jangan Lupa Survey Langsung Tanah yang Ditawarkan Oleh Broker
- Cara Mudah Melakukan Studi Mendalam Terhadap Potensi Suatu Lokasi, Sehingga Anda Tidak Terjebak
- Jika Harus Menguruk, Hitung Betul-Betul Harga Tanah Supaya Proyekmu Sukses
- Poin Krusial yang Musti Disepakati Ketika Negosiasi Pembayaran Lahan
- Strategi Kerjasama Lahan Dengan Investor yang Membeli Tanah
- Jadi Pengembang Tanpa Bank, Juga Tanpa Modal, Wuih Kereennn
- Begini Langkah-langkah Pembangunan Fisik Proyek