Banyak juga nih yang tanya ke saya bagaimana cara jualan properti biar laku cepet. Padahal sebenarnya saya sendiri belum tentu bisa jualan cepet lho. Ada yang cepet, ada yang lambat banget.
Ada yang gak laku juga. Hehehe. Jadi kadang saya balas, kalau jualannya cepet, trus laku keras, besok jualan apa? Hayoooo… Jualan itu bukan perlombaan, jadi bukan masalah cepet-cepetan kok.
Kalau bisa jualan cepet, tapi produk mengecewakan gimana coba? So yang diperbaiki bukan masalah cepet-cepetan jualannya, tapi apakah produk kita itu solusi bagi konsumen. Dunia bisnis udah berubah, bukan lagi menjual produk tapi memberikan solusi.
So… kembali ke niat awalmu, niat ingsun, nawaitu ketika berjualan. Bagi saya sih begitu, bagi Anda punya modus lain ya ndak apa-apa. Ini bukan kitab suci atau dogma yang harus dipercaya juga. #tutupmata #tepokjidat.
Nah niat itu rumus pertama tuh. Rumus keduanya yaitu berdoa. Lha iya… Rejeki itu datangnya dari Tuhan kok. Jadi mintalah sama Tuhan agar barang dagangan kita laku dan mendapatkan konsumen yang tepat, yang menerima produk kita sebagai solusi baginya. Nah baru rumus yang ketiga adalah kerja, kerja, kerja …
Ini terkait dengan bagaimana harganya apakah kompetitif atau premium. Beda harga bisa beda strategi pemasaran. Berbeda dengan kemasannya. Bagaimana cara berpromosi, bagaimana lokasi promosinya dan bagaimana produknya itu sendiri.
Pertanyaan pertamanya adalah apa keunggulan produkmu? Bisa sebutkan minimal 5 keunggulan! Kalau ini aja tidak terjawab, ya wassalam. Mana mungkin kita jual produk yang kita sendiri gak tau keunggulannya.
Ini namanya Strategi Competitive Advantage. Nah keunggulan-keunggulan itu dirangkai dalam media promosi. Diujicoba. Itu namanya Strategi Do and Improve.
Lakukan dan improvisasikan serta ukur efektifitas media promosinya.
“Saya sudah lakukan itu semua, promo saya gila-gilaan, brosur saya sebar kemana-mana. Tapi masih juga tidak laku? Gimana dong?”, tanya kawan saya… Ya mungkin kamu sebarnya ke orang yang tidak tepat.
Ekstrimnya begini, kamu jualan baju muslim dewasa, tapi kamu sebar brosurnya di sekolah dasar. Tidak salah juga sih, toh brosurnya bisa sampe ke orang tua.
Memang ada sih, tapi berapa prosentasenya? Ini namanya belajar Strategi Spesific Target Market. Bagaimana menyebarkan media promosi kepada target market yang benar. Masih gak laku juga? Kembali ke rumus pertama dan kedua. Banyak2 berdoa ya 😀
Penulis: Aryo Diponegoro, Pendiri Milist YukBisnisProperty
Official blog: www.aryodiponegoro.com
Lihat artikel lainnya:- Apakah Masih Bagus Jadi Pengembang di Masa Pandemi Covid19?
- Jadi Developer Apa Harus Kaya Dulu (Sebuah Tanya Jawab Imajiner)
- Belajar Marketing Dari Sang Owner
- Kreatif Developer Pas-Pasan Mencari Modal Bangun Rumah Ketika KPL KYG Tidak Memungkinkan
- Menyikapi Kinerja Marketing Anak Buah
- Jangan Terjebak Dengan Kelonggaran Perijinan dan Legalitas Lahan
- Bisnis Properti yang Menciptakan Kekayaan
- Cara Mudah Anda Menjadi Virtual Agent Properti
- Tantangan Aktual Pengembang Properti Syariah
- Seberapa Penting Dukungan KYG untuk Industri Perumahan?
- Sampai Dimana Komitmen Mu?
- Menekan Ketakutan Menjadi Developer Dengan Merubah Mindset
- Suksesku Membahagiakanmu Saudaraku
- Ini Beberapa Strategi Mudah untuk Menjual Properti Anda
- Ciptakan Kesan Proyekmu Berjalan Lancar, Agar Dukungan Mengalir
Yang ngebet itu mungkin penjual ya pak. apa lagi kalau kasusnya ini tentang aset property. berarti artikel ini cocok banget buat mereka para penjual. ya kalau produk berarti tentang kualitas, kalau value dalam bentuk uang ya berarti tinggi rendahnya harga produk. terima kasih artikel pak sangat bermanfaat untuk saya yang baru dibidang ini.