Memang setiap pemilik lahan yang ingin menjual tanah miliknya, ingin jualnya secara tunai. Artinya mereka ingin menikmati uang hasil penjualan tanahnya secepatnya.
Awalnya mereka tidak mau pembayaran bertahap atau kerjasama lahan, karena banyak kekhawatiran mereka. Diantaranya kekhawatiran terhadap tahapan pembayaran yang tidak sesuai dengan yang diperjanjikan nanti.
Lagi pula, ketika menjual mereka pasti karena sesuatu kebutuhan, karena ngga ada orang yang mau menjual asetnya yang paling berharga jika tidak karena kebutuhan.
Tapi kendalanya adalah untuk lahan yang bisa dibangun proyek properti, lahannya dalam skala besar, dan nominalnya juga besar. Ada kesulitan sendiri dalam menjual tanah dengan nominal harga tinggi.
Bedalah dengan menjual tanah seratus dua ratus meter untuk rumah tinggal tunggal, atau sekedar nyimpen uang. Banyak yang mau beli.
Karena hanya seorang developer propertilah yang sanggup dan mau membeli lahan dengan luasan yang besar, secara tujuannya membeli dalam rangka bisnis.
Itulah kesulitan mereka; saat ini jarang sekali orang yang mau membayar tunai untuk nominal besar.
Walaupun sudah dijual dalam waktu yang lama, tidak ada juga developer yang mau membayar tunai.
Dulu, ketika ingin menjual tanahnya di musim duren, sudah musim duku belum juga ada yang beli, lalu musim rambutan datang dan berlalu, tetep juga ngga ada yang tengok. Hausnya sudah mulai kerasa.
Tetiba hausnya sudah di tenggorokan, ngga juga ada kopi susu kiri dengan es batu yang dingin segar yang bisa mengobati dahaganya.
Kopi susu kanan datang, nikmatnya sama, bahkan lebih nikmat karena bercampur dengan aroma asap panas lembut khas kopi Gayo.
Hanya saja musti sabar sedikit. Secara ia masih panas, musti nunggu dingin dulu agak sebentar, semenit dua menit.
“Pak Haji, saya setuju harganya, ngga nawar, tapi saya minta waktu 18 bulan buat melunasi ya”
Itulah dewa penolong datang; kopi susu kanan dengan aroma khas Kopi Aceh. Ngga bisa langsung diseruput memang, tapi nikmatnya gak berkurang, musti bersabar agak sebentar.
Ternyata kopi susu kanan lebih nikmat ketimbang kopi susu kiri…
Nah, strategi mengakuisisi lahan dan cara pengamanan untuk masing-masing pihak akan dibahas tuntas dalam workshop Cara Benar memulai Bisnis Developer Properti Bagi Pemula.
Lihat detilnya di sini:
Lihat artikel lainnya:- Jika Pemilik Lahan Minta Tanahnya Dibayar Tunai Apa Yang Harus Anda Lakukan?
- Kepada Pemilik Tanah: Hanya Developer Properti yang Mau dan Sanggup Membeli Tanah dengan Luasan Tertentu
- Lahan Hot Deal Seperti Apa Sih?
- Milih Kopi Susu Kiri Atau Susu Kanan?
- Begini Cara Mensiasati Kebutuhan Modal yang Besar di Bisnis Properti
- Pentingnya Bersikap Tabah Ketika Ingin Menjadi Developer Properti
- Poin Krusial yang Musti Disepakati Ketika Negosiasi Pembayaran Lahan
- Cara Mudah ‘Mengakali’ Kebutuhan Modal Untuk Membangun Proyek Properti
- Caranya; Perbanyak Sumber Informasi Tanah yang Dijual Jika Mencari Tanah Pembayaran Bertahap
- Pantaskan Dirimu Jika Ingin Negosiai Dengan Pemilik Lahan
- Ini Pengalaman Saya Negosiasi Lahan Kerjasama
- Kenapa Pembayaran Tanah Secara Bertahap Sering Disepakati Antara Pemilik Lahan Dan Developer
- Cara Kerjasama Lahan untuk Dibangun Perumahan
- Ketika Pembayaran Tanah Ke Pamilik Lahan Masih Uang Muka Apakah Sudah Bisa Memasarkan?
- Begini Cara Menemukan Tanah Kerjasama dan Investor Proyek Properti