Modal yang terbatas jadi hambatan bagi developer

Keterbatasan dana internal perusahaan seringkali menjadi hambatan bagi developer untuk dapat menangani proyek-proyek besar.

Terutama perusahaan-perusahaan baru yang akan memulai usaha.

Karena itulah suntikan dana dari berbagai sumber sangat diperlukan guna memenuhi kebutuhan proyek.  

Modal dari investor

Diantara berbagai sumber dana yang ada tersebut, investor menjadi salah satu pilihan terbaik karena tidak dibutuhkan jaminan untuk dapat mengajak mereka bekerjasama dalam membantu proyek dari sektor pembiayaan.

Investor yang dimaksudkan di sini bisa saja investor yang bersifat kerjasama atau investor dalam bentuk pinjaman.

Investor dengan skema kerjasama (profit sharing)

Jika investor yang bersifat kerjasama maka keuntungan untuk investor tersebut nantinya berupa bagi hasil dari keuntungan usaha. 

Besarnya bagian masing-masing pihak berdasarkan kesepakatan saja, bisa disepakati 50:50, bisa juga 60:40 atau berapapun sepanjang disepakati oleh kedua belah pihak ya ok ok saja.

Misalnya sebuh perusahaan menginvestasikan uangnya di perusahaan B dengan skema bagi hasil. Untuk pembagian laba disepakati dengan porsi 60:40 antara investor dan perusahaan pengelola.

Maka ketika usaha selesai (proyek properti) dan sudah didapatkan laba bersih maka 60% dari laba tersebut menjadi hak investor, sedangkan 40% lagi menjadi haknya perusahaan pengelola.

Untung rugi investor skema kerjasama

Untungnya mendapat modal dari investor dengan skema kerjasama dari sisi pengelola adalah tidak ada pembayaran kepada investor yang jatuh tempo. Pembayaran kepada investor tersebut adalah dari laba usaha.

Sementara keuntungan bagi investor adalah jika laba usaha besar maka ia akan mendapatkan bagian laba yang lebih besar pula karena hitungannya adalah berdasarkan persentase.

Sementara kerugiannya bagi investor adalah jika perusahaan rugi maka si investor tidak dapat menuntut kerugian tersebut kepada perusahaan pengelola. 

Bahkan ada perjanjian yang mencantumkan klausul bahwa jika ada kerugian usaha maka investor juga wajib menanggungnya proposional menurut modal yang diberikan.

Investor dengan skema pinjaman

Tetapi jika investornya bersifat pinjaman maka keuntungan untuk investor tersebut adalah dalam bentuk bunga. Dimana bunga ini sifatnya fix atau tetap. 

Dan besarnya bunga musti disepakati di awal ketika perjanjian pinjam meminjam tersebut disepakati.

Misalnya perusahaan A meminjamkan uangnya kepada perusahaan B. Dimana perusahaan B nanti harus mengembalikan uang pinjaman tersebut dalam jangka waktu tertentu disertai dengan bunga yang disepakati.

Jika perusahaan A meminjamkan uang Rp10 milyar kepada perusahaan B dan bunga yang disepakati adalah 10% pertahun, maka setiap tahun perusahaan B wajib membayar bunga kepada perusahaan A sebesar Rp1 milyar.

Tata cara pengembaliannya bisa bermacam-macam, banyak opsi yang bisa disepakati, misalnya tiap bulan perusahaan A membayar bunga saja yang diproposionalkan dari bunga setahun yang 10%.

Ada juga tata cara pengembalian yang disepakati adalah langsung dihitung pengembalian bunga dan pokok. 

Untung rugi investor skema pinjaman

Jika kerjasama dengan investor dengan skema pinjaman untungnya bagi pengelola adalah berapapun keuntungan usaha yang didapatkan maka bagian investor tetap. Karena pada umumnya perjanjian dengan skema pinjaman ini pengembaliannya dalam jumlah tetap. 

Contoh untuk skema pinjaman ini adalah pinjaman dari perbankan dalam bentuk KYG (Kredit Yasa Griya) untuk proyek properti.

Kerugiannya bagi pengelola skema pinjaman ini adalah ia wajib mengembalikan uang investor apapun yang terjadi jika tidak akan ada konsekuensi, mulai dari pengenaan denda hingga lelang jaminan.

Sementara keuntungan bagi investor adalah bagaimanapun kondisi proyek, maka uang investor beserta bunganya wajib dibayarkan.

Penting untuk membuat proposal bisnis

Persoalannya, banyak pengembang yang masih belum tahu, bagaimana membuat proposal yang baik dan benar.

Terlebih, banyak contoh proposal kerjasama bisnis properti yang mereka pelajari selama ini, ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan para investor.

Bagi developer yang masih belum menguasai pembuatan proposal kerjasama bisnis properti, ada beberapa tips yang bisa dijadikan pedoman dalam membuat proposal bisnis, diantaranya tentang trust, safety dan probability, banyaknya isi proposal dan struktur penulisan.

Pahami trust, safety dan profitability

Sebelum membuat proposal, pelajari dulu calon investor sehingga tidak serta merta membuat proposal dan mengajukannya kepada calon investor yang belum kita ketahui sama sekali profilnya.

Dalam mempelajari calon investor tersebut, 3 hal yang perlu diperhatikan,yaitu: Trust, Safety dan Profiability.

Trust

Trust adalah tingkat kepercayaan investor kepada developer. Bagi perusahaan developer besar yang telah memiliki nama dan mempunyai kredibilitas yang baik, relatif lebih mudah dalam menggaet investor, karena nama besar perusahaan dengan sendirinya akan membangun tingkat kepercayaan publik termasuk tingkat kepercayaan investor kepada developer.

Berbeda halnya dengan developer menengah kebawah yang kinerjanya belum banyak diketahui publik. Karena itu, bagi developer yang masih belum memiliki nama, usahakan untuk memprioritaskan proposal kepada calon investor yang sudah dikenal atau setidaknya sudah mengetahui kinerja Anda.

Safety

Safety berkaitan dengan tingkat keamanan dana yang diinvestasikan, karena investor manapun pasti akan memilih tempat berinvestasi yang aman.

Itu sebabnya dalam berbagai contoh pembuatan proposal kerjasama bisnis properti selalu terdapat bab yang memberikan penjelasan tentang prospek dari properti yang dibangun berikut daya serap pasar terhadap properti tersebut.

Profitability

Profitability berhubungan dengan keuntungan yang bisa diperoleh dari dana yang diinvestasikan.

Semakin besar keuntungan yang dijanjikan pihak developer, tentunya akan semakin mengundang daya tarik calon investor. Namun, janji pembagian keuntungan sebagaimana yang tertuang di dalam proposal, harus dalam batas yang wajar.

Jangan karena ingin mendapatkan suntikan dana, lantas memberikan janji diluar kemampuan perusahaan karena hal tersebut justru akan menjadi bumerang.

Tebal tipis bukan ukuran

Banyak contoh proposal kerjasama bisnis di bidang properti yang dibuat sangat tebal, sehingga saat melihatnya saja sudah merasa pusing apalagi membacanya.

Padahal tebal tipisnya proposal bukan merupakan ukuran untuk lolos dan tidaknya proposal tersebut dalam penilaian investor.

Selain itu, satu hal yang harus dipahami adalah bahwa investor bukan lembaga akademik yang memiliki cukup banyak waktu untuk mempelajari sebuah materi tertulis yang tertuang dalam buku.

Bagi investor yang memiliki keterbatasan waktu, yang terpenting adalah bagaimana proposal tersebut mampu merepresentasikan kondisi proyek yang akan dikerjakan dan sistem kerjasama yang akan dibangun, sehingga untuk menuangkannya cukup dengan 10 – 15 halaman.

Selama proposal tersebut mudah dimengerti dan dipahami, semakin singkat waktu yang dihabiskan investor untuk mempelajari proposal justru semakin baik.

Terstruktur

Pentingnya executive summary

Untuk dapat memberikan penjelasan yang baik dan mudah dimengerti, tidak perlu harus menggunakan data yang sangat detail mulai dari analisa pasar sampai dengan RAB, tapi cukup dengan penjelasan singkat lewat Executive Summary yang berisi lokasi proyek, luas proyek, siteplan, proyeksi keuntungan dan kerugian, besaran modal, jangka waktu dan bagi hasil serta rencana desain promosi.

Setelah itu tinggal membuat pemaparan secara terstruktur agar proposal dapat lebih mudah dipelajari.

Pemaparan proyek

Pemaparan tersebut meliputi: Latar Belakang, Aspek Pemasaran, Rencana Anggaran Biaya dan Analisis Finansial serta Jangka Waktu dan Pengelolaan Proyek.

Model pemaparan sebagaimana tersebut diatas sifatnya tidak mutlak, karena pihak developer bisa memberikan penekanan yang berbeda pada proposal yang dibuatnya.

Bentuk-bentuk pemaparan tersebut dapat dilihat di berbagai contoh proposal kerjasama bisnis properti yang ada, namun yang pasti, proposal tersebut harus dapat memberikan gambaran tentang kondisi proyek yang akan dibangun dan sistem kerjasama yang akan dibuat antara investor dengan pihak developer.

Jangan lupa gambaran yang jelas dan detail tersebut harus dapat disajikan dalam waktu yang singkat.

Lihat artikel lainnya:
Ini Tips Membuat Proposal Kerjasama Bisnis Properti
Tagged on:                 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×

Hallo...!

Workshop Cara Benar Memulai Bisnis Developer Properti Bagi Pemula akan diadakan tanggal 20-21 Januari 2024 di Jakarta

× Info Workshop Developer Properti