Kemaren siang saya mengunjungi sebuah perumahan yang dibangun oleh seorang developer properti. Bangunannya bagus dan harganya di atas 300 juta.
Total yang dijual mungkin sekitar 100 unit saja. Artinya bukan perumahan dengan kawasan yang luas sekali, prakiraan saya sekitar 2 ha saja.
Di depan saya disambut satpam, diberikan kartu tanda masuk kawasan. Saya ditanya dengan ramah, “Pak mau kemana?”. Saya jawab, “Saya mau ke kantor pemasarannya. Ada?”. Kemudian saya ditunjukkan dimana letak kantor pemasaran. Hanya beberapa rumah dari gerbang pos satpam.
Siang itu jam makan siang. Yang saya temui ternyata pemilik langsung. Batin saya, owner masih mau jualan. Wah ini orang hebat! Saya tertarik mengamati gaya sang owner dalam melayani konsumen. Sekalian saya juga mau belajar lagi.
“Ada brosur pak?”, tanya saya,
“Oh silahkan, brosur ada. Tapi lihat rumah yang udah jadi kan lebih bisa kebayang kan?”, kata sang owner.
Hmmm bagus batin saya. Dia mengarahkan saya untuk membayangkan saya memiliki rumah ini. Hipnotis banget!
Kemudian dia menerangkan berapa luas bangunan, luas lahan dan macem lainnya.
“Ini kantor pak. Pak saya antar ke rumah contoh ya!”
Wah, sang owner tenyata service oriented. Dia berinisiatif. Dia berinisiatif membawa saya ke rumah contoh. Sesuatu yang jarang saya temukan di marketing property lainnya.
Di rumah contoh ternyata sudah lengkap dengan segala furnitur.
“Pak, kalau mau full furnish, saya juga siapkan buat bapak. Nanti saya kasih wallpaper, bed, lemari, kitchen set, sofa dan tv. Komplit pak. Cuma nambah 70 juta aja.”, jelas sang owner.
Wiiih sang owner sedang melakukan compounding sales alias penjualan berkelanjutan. Keren batin saya.
“Pak mau yang ready stock atau yang siap bangun? Kebetulan yang ready stock ada 3 unit. Saya bisa kasih diskon 30 juta kalau pak mau ambil ready stock. Kalau mau ambil yang siap bangun, desain bisa diubah sesuka bapak”, kata si owner.
Sang owner ini marketing banget! Pertanyaannya adalah pilihan yang semuanya adalah pilihan kepada pembelian ke unitnya. Saya tidak dikasih pilihan untuk tidak membeli. Bener kan? Saya diminta memilih ready stock atau siap bangun. Semuanya dia ada. Hehehe
Jujur saja, dengan cara melayaninya saya hampir berpikiran untuk “barter” rumah saya dengan rumahnya. Tapi karena memang tidak niat membeli, hanya ingin belajar sesuatu dari produk orang lain, ya saya memutuskan untuk berpamitan.
“Ini pak brosurnya. Ini nomor saya.”, dia memberi saya brosur serasa saya menerima hadiah. Dia menitipkan jangkar melalui brosur yang saya minta dari tadi, kemudian baru diberikan di akhir sesi.
Terima kasih pak, saya belajar banyak dengan Anda. Saya salut, Anda owner yang mau kerja turun ke bawah. Semoga share saya tentang Anda bisa menjadi ilmu bagi para pembaca saya. Kamsiya.
NB : Sang Owner saya rahasiakan, karena saya juga merahasiakan diri saya. hehehe
Penulis : Aryo Diponegoro | Founder Komunitas YukBisnisProperti | AryoDiponegoro.com
- Hati-hati Jika Menerima Permintaan Rumah Ready Stock
- Sampai Dimana Komitmen Mu?
- Cara Mengurus Sertifikat Tanah yang Hilang
- [TRUE STORY] Tanahnya Lebih Jauh, Tapi Harganya Lebih Mahal. Lupakan Saja
- Cara Menilai Rumah Kost yang Menguntungkan Dijadikan Sarana Investasi
- Gimana Cara Jualan Cepet?
- Hati-Hati Modus Investor Properti Tipu Tipu
- Bisnis Properti yang Menciptakan Kekayaan
- [TRUE STORY] Seni Negosiasi Dari Investor Kaya
- Tanda Terima Sertifikat Membawa Petaka
- Maaf! Anda tidak akan Sukses
- Keuntungan Menggunakan Professional Broker Vs Broker Tradisional
- Show Me Your Friends, I Will Show You Your Future!
- Wajib Baca Untuk Anda yang Sering Terima Penawaran Takeover Proyek
- [TRUE STORY] Jangan Anggap Remeh Legalitas Proyek
terima kasiiiiiiiihhhhh yang banyak saudaraku….moga ilmu yg kmu bagikan terus mengalir manfaatnya bagi rang banyak…amin
Salam sehat dan sukses terus pak Asriman A Tanjung… Mohon pengajarannya… Bagaimana progress lahan P2/Girik, setelah deal bayar bertahap 3 tahun… Bagaimana caranya agar bisa proses site plan utk bisa segera kami jualan tanpa menunggu lunas? Apakah musti naik hingga HGB bahkan apakah harus sampai pecah hgb dahulu?
Salam sang murid,
Remon
siteplan bisa diajukan jika tanahnya sudah sph ke atas nama developer.