Seperti yang berlaku umum dalam bisnis, penjualan ada nyawa bisnis. Di bisnis properti juga seperti itu dimana penjualan juga amat penting. Sangat penting. Penjualan terkendala maka proyek kembang kempis, mangkrak. Penjualan bagus, proyek sukses.
Jika penjualan proyekmu terkendala ada beberapa hal yang musti dirimu lakukan, diantaranya memperbaiki marketing tools dan memberikan insentif kepada tenaga marketing atau berikan added value pada produk.
Memperbaiki marketing tools
Yang termasuk marketing tools di sini adalah brosur, flyer atau video-video tentang proyekmu.
Lihat lagi seperti apa brosur atau flyer proyekmu, minta pendapat kepada orang lain dan minta masukan. Seringkali brosur proyek dibuat seadanya dengan kualitas desain yang jelek. Ini sangat berpengaruh terhadap minat beli calon konsumen.
Ini terjadi pada proyek-proyek kecil. Untuk proyek milik developer besar hal ini sudah tidak diragukan lagi. Mereka sangat memperhatikan marketing tool. Mereka bersedia membayar mahal untuk mendapatkan marketing tools jempolan.
Kenapa ini penting? Karena penjualan di awal-awal proyek dalam kondisi belum dibangun. Jadi yang menjadi penarik bagi pembeli hanyalah gambar-gambar dan visual yang dibarengi dengan keterangan dari tenaga penjual.
Sama dengan brosur dan flyer, marketing tools lainnya yang musti diperbaiki adalah video. Usahakan membuat video marketing dengan kualitas paling bagus. Pentingnya video ini karena saat ini sarana untuk mengirim video kepada calon konsumen amat mudah. Bisa dengan mengirim dengan email atau WA. Dan itu mudah sekali.
Satu lagi keuntungan dengan mengirim video marketing adalah calon konsumen bisa melihat video tersebut kapanpun ia mau. Bisa pagi hari, siang atau malam hari mau tidur.
Membarengi memperbaiki marketing tools, wajib sebuah proyek memiliki website. Karena dengan adanya website siapapun bisa melihat proyekmu kapanpun karena sebuah website online sepanjang hari. Orang bebas mau melihat kapanpun mereka mau dan bisa mengeksplor tentang proyek. Jika mereka tertarik mereka biasanya akan survey lokasi. Jadi ketika mereka survey mereka sudah memiliki gambaran tentang proyek, keperluan survey hanya untuk memastikan lokasi saja dan melihat kondisi terakhir.
Berikan insentif tambahan kepada tenaga marketing
Strategi lainnya yang bisa dirimu lakukan jika penjualan kurang bagus adalah dengan cara memberikan insentif tambahan kepada tenaga marketing. Insentif yang paling banyak diminati adalah hadiah uang ketika berhasil menjual.
Jika tenaga penjualmu adalah orang luar atau agensi marketing berikan komisi yang besar untuk mereka. Mungkin bisa sampai 5%, bisa juga lebih.
Demikian juga tenaga penjualmu adalah inhouse atau karyawan sendiri maka bisa juga diransang dengan memberikan hadiah tambahan jika berhasil menjual.
Hadiah tambahannya mungkin saja benda-benda populer seperti smartphone, jalan-jalan ke luar negeri, ibadah umroh bagi karyawan yang muslim atau apapun yang bisa membuat mereka menjadi lebih semangat.
Berikan added value terhadap unit yang dijual
Jika marketing tools sudah diperbaiki, tenaga marketing sudah dijanjikan insentif yang besar, maka cara lainnya yang bisa dipraktekkan adalah dengan cara menambahkan added value terhadap unit rumah.
Contoh added value tersebut adalah tambahan kanopi, yang mana untuk penjualan normal tidak ada kanopi. Bisa juga dengan membuat carport atau taman yang indah di depan rumah dengan free.
Selain itu bisa juga dengan memberikan peralatan elektronik seperti AC, TV atau smartphone yang sedang digandrungi saat ini.
Hindari menurunkan harga
Salah satu hal yang musti dihindari ketika menjual proyek properti adalah menurunkan harga. Karena ini akan memberikan kesan yang kurang bagus kepada masyarakat. Lebih parah lagi kesan yang tidak bagus tersebut terhadap orang yang sudah membeli dengan harga normal sebelum diturunkan.
Mereka akan beranggapan bahwa mereka membeli dengan harga yang lebih mahal atau lebih daripada yang seharusnya.
Lantas bagaimana caranya? Caranya adalah seperti yang sudah dibahas. Tambahkan insentif kepada calon pembeli, dan berikan added value terhadap produk yang sedang dijual.