Anak milenial adalah istilah yang digunakan untuk generasi yang lahir antara tahun 1981 hingga tahun 1995. Jadi saat ini umur generasi milenial ini adalah empat puluh tahunan paling tua. Dan umur paling muda adalah 17 tahunan.
Bagi milenial generasi awal atau yang kelahiran tahun 80-an, mereka sudah berada pada umur menuju matang.
Di pekerjaan harusnya sudah melewati masa-masa menjadi staff, sudah harus meningkat menjadi seorang manejer atau tingkatan yang lebih tinggi.
Tetapi bagi anak milenial generasi akhir, umur mereka memang masih amat muda. Ada yang masih sekolah atau kuliah, ada juga yang baru memasuki dunia kerja.
Mereka ini masih dalam tahapan berproses, mencari jati diri dan mencari sesuatu yang memang menjadi tujuan hidupnya.
Generasi milenial ingin pekerjaan bebas ruang dan waktu
Dalam hal mencari pekerjaan mereka pada umumnya menginginkan pekerjaan yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Mereka ingin bekerja di sebuah perusahaan yang menawarkan kebebasan ruang dan waktu bagi mereka.
Mereka tetap bekerja sebagaimana orang sebelum mereka bekerja, tetapi mereka bebas melakukan pekerjaannya di tempat yang mereka inginkan.
Baca juga: Ini jadwal workshop developer properti bagi pemula
Misalnya mereka bisa mengerjakan pekerjaan yang menjadi kewajibannya di rumah, di café sambil nongkrong atau dimanapun yang mereka inginkan.
Mereka tidak ingin tiap hari melakukan rutinitas masuk kerja ke kantor, terperangkap kemacetan, menghabiskan waktu di jalan. Mereka ingin efektifitas.
Jika pekerjaan bisa saya kerjakan di tempat yang saya inginkan kenapa saya harus tiap hari ke kantor.
Bagi mereka menghabiskan waktu sekian jam sehari untuk perjalanan adalah tidak masuk akal dan menyebalkan.
Demikian juga tentang waktu. Mereka ingin mengerjakan sesuatu yang tidak terbatas oleh waktu.
Mereka bebas ingin mengerjakan pekerjaan yang menjadi kewajiban mereka kapanpun mereka mau.
Asalkan waktu yang diberikan kepada mereka dalam mengerjakan pekerjaan itu terpenuhi.
Itulah gambaran tentang generasi milenial yang mendominasi demografi penduduk saat ini.
Mereka mulai mangisi posisi-posisi penting di kehidupan nyata, baik di bidang pekerjaan, bisnis atau bahkan di bidang politik.
Anak milenial sebagai developer properti
Developer properti merupakan salah satu bisnis yang bisa digeluti oleh seorang milenial. Ada beberapa alasan.
Diantaranya adalah adanya kebebasan waktu dalam mengerjakan bisnis developer properti.
Untuk mengembangkan sebuah proyek properti sebagai developer seseorang tidak perlu tiap hari mengerjakan proyeknya. Karena mengerjakan sebuah proyek properti itu tidak perlu dilakukan langsung oleh pemilik proyek.
Kenapa?
Karena semua pekerjaan proyek properti bisa di-outsorce-kan kepada orang lain. Atau segala sesuatu diserahkan kepada ahlinya.
Jika kita lihat tahapan mengerjakan proyek properti itu sudah jelas, mulai dari mengakuisisi lahan, mengurus perizinan, membuat desain proyek, mengerjakan fisik proyek sampai dengan pemasaran dan jual beli dengan konsumen.
Tahapan akusisi lahan yang perlu dikerjakan sendiri
Semua tahapan tersebut bisa dilakukan oleh orang lain, atau tim yang dibentuk oleh owner.
Kecuali untuk mengakuisisi lahan, tahapan ini harus dilakukan langsung oleh pemilik proyek karena ini menyangkut analisa kelayakan proyek.
Apalagi mengakuisisi lahan dengan tidak membayar lunas tanah di depan, akan banyak sekali hal yang harus diperhatikan oleh pemilik proyek. Ini harus dituangkan semua dalam kesepakatan dengan pemilik lahan.
Jika membayar tanah secara tunai
Pekerjaan seorang developer properti menjadi lebih mudah dalam mengakuisisi lahan jika skema akuisisinya adalah dengan cara membayar tunai tanah.
Ini tidak perlu banyak kesepakatan, cukup datang ke kantor notaris untuk menandatangani akta jual beli tanah atau akta pelepasan hak atas tanah. Semua urusan akuisi langsung kelar.
Tetapi berapa orang milenial yang sanggup membeli tanah secara tunai? Tentu tidak banyak dan besaran modal yang mereka miliki juga tidak besar.
Jadi bagi seorang milenial yang ingin menjadi developer properti, strategi yang masuk akal adalah dengan menegosiasikan cara pembayaran tanah.
Sehingga modal kerja tidak terlalu besar sehingga mereka sanggup menyediakan modal tersebut.
Saat mengerjakan proyek
Ketika akuisi lahan sudah selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah mengerjakan proyek dalam artian yang seluas-luasnya.
Tahap awal, pekerjaan proyek yang harus dikerjakan adalah membuat desain proyek.
Ini amat penting karena desain proyek inilah sarana komunikasi dengan pihak lainnya, baik untuk perijinan, partner kerja, calon pembeli atau pihak lainnya yang berhubungan dengan proyek.
Mendesain proyek tidak bisa dikerjakan sendiri jika si milenial bukan seorang arsitek. Karena untuk mengerjakan desain ini butuh keahlian sendiri.
Tidak bisa asal jadi, karena ada sesuatu hal tentang desain yang memang harus dikerjakan oleh ahlinya supaya mendapatkan desain yang menarik dan diterima pasar.
Karena prinsip desain adalah memenuhi selera pasar, atau menyediakan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen.
Jadi pada tahapan desain ini tidak perlu dikerjakan sendiri oleh developer. Serahkan kepada arsitek yang berpengalaman.
Tahap mengurus perizinan proyek
Paralel dengan mendesain proyek, tahapan mengurus perizinan juga bisa dilakukan.
Mengurus perizinan ini merupakan pekerjaan simultan karena banyak sekali jenis perizinan yang harus dikerjakan. Dan itu harus diurus kepada dinas tersendiri.
Misalnya untuk mengurus rekomendasi Taman Pemakaman Umum (TPU) harus diurus ke Dinas Pemakaman setempat. Untuk mengurus Peil Banjir harus diurus ke Dinas Pekerjaan Umum setempat.
Untuk rekomendasi Amdal harus diurus ke Dinas Lingkungan Hidup setempat.
Dan masih banyak lagi perizinan-perizinan yang harus diurus sampai dengan keluar perizinan untuk membangun, yang sekarang sudah diubah namanya dari Izin Mendirikan Bangunan (IMB) menjadi Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).
Tahapan mengurus perizinan ini juga bisa diserahkan kepada orang lain. Atau dibentuk tim inhouse sendiri juga bisa.
Tahapan mengerjakan fisik proyek
Tahapan mengerjakan fisik proyek ini dimulai dari awal sekali, yaitu pada tahapan land clearing atau pembersihan lahan, termasuk dalam tahapan ini adalah meratakan lahan sampai dengan elevasi yang diinginkan.
Ini tergantung kondisi site. Mungkin saja hanya proses cut and fill atau perlu pengurukan.
Tahapan inipun tidak perlu developer turun langsung karena memang untuk mengerjakan ini harus dikerjakan oleh orang lain.
Bisa dengan menggunakan tenaga manusi atau pacul man, bisa juga dengan menggunakan alat berat. Ya, tergantung kondisi lokasi.
Jika lahan sudah dipersiapkan tibalah saatnya megerjakan pekerjaan inti yaitu membangun unit-unit rumah dan infrastruktur.
Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh orang-orang yang sudah berpegalaman supaya menghasilkan produk yang bagus sesuai dengan perencanaan.
Tahapan memasarkan
Sebenarnya tahapan memasarkan ini bisa dilakukan paralel dengan pengerjaan fisik proyek. Jadi tidak harus menunggu rumahnya jadi lalu bisa dipasarkan.
Hanya saja untuk membentuk keyakinan calon pembeli tahapan pemasaran ini dilakukan ketika kondisi lapangan sudah siap untuk dikunjungi.
Artinya ketika calon konsumen datang sudah ada kegiatan di lokasi.
Ada banyak pilihan dalam melakukan pemasaran ini, bisa dikerjakan oleh tim sendiri juga bisa dikerjakan oleh agensi pemasaran yang ditunjuk.
Masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Biasanya ketika sudah melakukan salah satu pilihan akan merasakan mana skema pemasaran yang dirasa cocok untuk dikerjakan.
Nah, melihat pekerjan-pekerjaan yang harus dilakukan oleh seorang pengembang properti amat mungkin seorang milenial untuk menjadi developer.
Satu lagi kelebihan seorang milenial menjadi developer adalah dia tahu apa kebutuhan dan keinginan milenial terhadap tempat tinggal.
Lihat artikel lainnya:- Lokasi Itu Memang Sudah Ramai Tapi Belum Cocok Dibangun Apartemen. Mungkin 10 Tahun Lagi Baru Pas. Perhatikan Hal-hal Ini
- Lemparkan Topimu
- Nikmati Gurihnya Bisnis Properti
- Persetujuan Suami atau Istri dan Anak dalam Menjual Rumah dan Tanah
- Mengenal Berbagai Macam Produk Bisnis Properti
- Apa Beda Pendanaan Crowdfunding Syariah Dengan Bank?
- Sang Penakluk Konstantinopel
- Menyikapi Kinerja Marketing Anak Buah
- Strategi Menjual; Berikan Passive Income kepada Konsumen
- Backlog Perumahan; Penjegal Indonesia Emas 2045?
- Begini Cara Menjadi Developer Tanpa KPR Bank
- Apakah Perlu Persetujuan Anak Ketika Seorang Ayah Ingin Menjual Tanah Atas Namanya, Sementara Istrinya Sudah Meninggal?
- Kelebihan Dan Kekurangan Menggunakan Investor Orang Pribadi dan Perbankan
- HATI-HATI, Ini Wanprestasi yang Terjadi Antara Developer, Kontraktor, Kreditur dan Konsumen
- Suksesku Membahagiakanmu Saudaraku