Proyek properti yang kita jalankan ada kalanya dalam perjalanannya tidak semulus rencananya.
Perencanaan arus kas masuk ternyata meleset dari jadwal cashflow yang kita bayangkan.
Kendala perijinan, terlambatnya sertifikasi lahan atau hal lain menjadikan penjualan belum bisa dilakukan, tidak ada uang masuk, sementara kewajiban atau arus kas keluar terus harus mengucur.
Dalam situasi ini, mencari investor untuk mendukung proyek kita bisa menjadi pilihan.
Namun demikian banyak hal yang harus dipahami dan dipersiapkan ketika kita akan menawarkan ke investor, antara lain,
Siapkan informasi data lengkap atas proyek yang akan ditawarkan
Sebagaimana lazinya seorang sales, data dan informasi atas barang yang akan ditawarkan harus kita siapkan dan kita kuasai.
Tuangkan informasi proyek kita dalam proposal yang mudah dibaca dan dipahami calon investor. Tidak cukup kita menawarkan hanya dalam sebatas oral atau obrolan.
Dalam proposal sampaikan dari perecanaan awal proyek dan kondisi terkini di lapangan seperti kegiatan cut and fill, pembentukan lahan, unit terbangun dan lain-lain.
Data lain yang juga disiapkan adalah penguasaan lahan, pembayaran tanah sudah lunas atau masih mencicil, proses sertifikasi seperti apakah masih SPH, SHM/SHGB, progres perijinan sudah sampai mana dan lain-lain.
Informasikan juga mengenai kepemilikan proyek, apakah tunggal, joint, bentuk perikatannya, nilai sahamnya, termasuk pengurus dan pengelola saat ini.
Jangan lupa sertakan semua copy dokumen dari seluruh data di atas.
Siapkan informasi keuangan
Alasan utama sebuah proyek mencari investor adalah masalah pendanaan. Siapkan segala informasi keuangan yang bisa dipahami oleh investor.
Data keuangan yang kita sajikan hendaknya bisa memberikan informasi seperti berapa nilai penjualan all in proyek, berapa total RAB dan berapa potensi keuntungan.
Jika proyek yang kita tawarkan ke investor sedang berjalan, sampaikan juga berapa RAB yang telah dikeluarkan, berapa uang muka atau pembelian cash keras yang sudah diterima dll.
Dari data keuangan, gambarkan perjalanan proyek ke investor jika investor akan mendukung. Kita harus bisa menggambarkan mengapa butuh suntikan modal minimal sebesar sekian Rupiah?
Akan digunakan untuk apa saja dana segar dari investor?
Apa dampak masuknya modal segar pada perjalanan proyek?
Dan tentu bagaimana potensi laba yang akan terjadi dengan masuknya investor baru.
Pada bagian akhir informasi keuangan, jangan lupa sampaikan tawaran kompensasi jika investor masuk yaitu kompensasi nilai bagi hasil yang menarik dari potensi laba yang ada.
Di luar kompensasi potensi laba, tawarkan alat pengaman dari dana investor. Bisa berupa semacam jaminan tambahan atau posisi pengendalian keuangan seperti investor menjadi direktur keuangan.
Pahami sudut pandang investor
Dalam menawarkan proyek ke investor, kita sering terjebak pada sudut pandang kita sendiri.
Sudah tahu proyek mengalami kesulitan dana, tapi kita masih jumawa bahwa ini proyek bagus. Sampaikan secara terbuka persoalan yang membelit proyek, jangan ditutupi.
Pahami bahwa ketika proyek kita terkendala, orang luar menganggapnya proyek bermasalah. Ketika orang lain menganggap proyek bermasalah, sudut pandangnya adalah kita sedang mencari bantuan.
Tidak mungkin kita mencari bantuan tapi terus bermimpi potensi keuntungan besar masih menjadi hak kita.
Segala kerumitan akan terurai jika ada investor yang akan mendukung. Dengan demikian kenyamanan investor menjadi prioritas utama.
Berbagi resiko dengan investor
Pahami bahwa kebutuhan kita mencari investor tujuan utamanya adalah mencari pertolongan atas proyek yang mulai beresiko.
Dengan demikian mendatangkan investor tidak hanya menawarkan berbagi keuntungan tapi juga potensi berbagi resiko.
Kita harus paham bahwa Investor tidak mau menjadi penanggung resiko pengganti atas proyek yang kurang berhasil tersebut.
Dengan demikian hal yang wajar jika banyak investor tidak mau membiayai atau membeli proyek kita all in glondongan. meski take over sekalipun, jika proyek kita hanya butuh dana suntikan investor untuk pelunasan lahan, sebesar dana pelunasan lahan saja yang akan didukung investor.
Atas modal pribadi kita yang sudah tertanam kecil sekali investor akan mengganti di awal.
Investor meminta take over seluruhnya, namun investor hanya menyediakan dana untuk daruratnya yaitu melunasi tanah.
Atas modal pribadi kita, investor akan membuat pengakuan hutang. Bisa saja kita mengganggap resiko dan rugi di kita, namun ingat, kita sedang butuh pertolongan.
Ingat juga, dulu ketika awal kita masih kuat dan mampu, kita dipercaya pemilik tanah. Ketika kita gagal, saatnya pula kita percaya ke investor kita.
Yuk, yang butuh investor, tuangkan semua informasi proyek dalam proposal yang bisa meyakinkan investor. Susun dengan detail, lengkap dan ungkap semua informasinya.
Jujur dan terbuka semua harus disampaikan sehingga investor percaya akan proyek dan pribadi kita.
Terus belajar
Mandor Tomo | Waketum DEPRINDO
Lihat artikel lainnya:- Mengapa Sulit Mencari Investor?
- Ini Yang Harus Dikuasai Ketika Mulai Menjual Rumah
- Menekan Ketakutan Menjadi Developer Dengan Merubah Mindset
- Pentingnya Perencanaan Arus Kas (Cashflow) Pada Proyek Modal Pas-Pasan
- Butuh Mentor? Ini Dia Kiat Menyerap Ilmu dari Mentor
- Membuat Proposal Bisnis Properti Yang Sederhana Tapi Super Powerful
- Ketika Konsep Properti Syariah Non Bank Kecampur Konsep Properti Konvensional
- Hal-Hal Penting Bagi Developer Pemula Dalam Merancang Proyek Perdana Dengan Modal Cekak
- Tips Sukses Menjadi Investor Properti
- Strategi Mendapatkan Investor untuk Proyek Properti Anda
- Merancang Proyek Properti tanpa Modal: Menegosiasikan Cara Pembayaran Tanah
- Begini Cara Memanfaatkan Hukum Pareto Saat Memulai Proyek dan Tidak Punya Uang Buat Modal Kerja
- Plus Minus Meneruskan Proyek Perumahan Eks. TWP AD (Tabungan Wajib Prajurit)
- Apa yang Dimaksud Pimpro Dalam Inisiasi Proyek Deprindo
- [WAJIB TAHU] Melihat Potensi Perijinan Atas Lahan