Terdapat ide akan lahirnya proyek Properti yang dilahirkan oleh perkumpulan Developer Properti Indonesia (DEPRINDO). Ide yang digagas lama dan sempat mati suri ini dicoba untuk dihidupkan kembali dibawah kepemimpinan Ketua Umum Deprindo masa bakti 2019-2020, Riska Martina Sitepu.

Ide yang bagus dan sedikit berbeda tentu dengan perkumpulan-perkumpulan developer lain. Pada perkumpulan developer yang lain, perkumpulan dibentuk dari anggota yang sudah menjadi developer baru bisa bergabung, sedangkan di Deprindo, mayoritas, baru ingin menjadi developer sudah bisa bergabung.

Dengan demikian proyek properti yang akan dilahirkan oleh perkumpulan Deprindo menjadi sangat pas dan cocok serta menarik bagi anggota developer pemula.

Dasar Lahirnya Ide

Pemikiran utama ide ini adalah untuk mendorong calon developer member, secepatnya menjalankan, mengelola sampai memiliki proyek sendiri. Bahasa lain dari mendorong anggota menjadi developer yang tangguh.

Selepas lulus mengikut pelatihan PLT, segala pemikiran, tindakan, dan action dari anggota yg berminat menjadi developer adalah menjalankan pentahapan-tahapan menjadi developer.
Namun demikian, dengan keterbatasan kemampuan anggota pemula, upaya ini tidak mudah, disinilah peran Deprindo menjembatani kebutuhan itu.

Proposal Anggota Yang Menjadi Prioritas

Dengan keterbatasan waktu, anggaran, tenaga dan skill di Dewan Pimpinan Pusat, pada tahap awal, proposal proyek yang akan dijalankan sebagai proyek Deprindo atas usulan anggota adalah proposal yang secara realistis sudah sampai pada teknis menjalankan proyek.

Dengan kata lain bukan proposal proyek yang masih dalam angan-angan.
Proposal yang secara teknis bisa dijalankan secara sederhana adalah proposal yang oleh anggota pengusul telah menjalankan tahapan-tahapan memulai proyek seperti yang diajarkan di workshop. Hal-hal yang sudah dilakukan terlebih dahulu oleh anggota pengusul antara lain:

  1. Tahapan seperti tanah milik sendiri atau milik pihak ke-3 yang bisa bayar bertahap.
  2. Tahapan pengecekan tanah status zonasi lahan kuning atau untuk permukiman dan tidak dalam ijin lokasi pihak lain telah dilakukan anggota.
  3. Tahapan negosiasi pendahuluan dengan pemilik lahan telah dilalui anggota.
  4. Tahapan perencanaan proyek seperti hitung RAB, cashflow, kebutuhan modal dan laon-lain.
  5. Tahapan perencanaan pemasaran, pembuatan materi-materi marketing, spanduk, umbul-umbul, brosur, dan lain-lain. 
  6. Tahapan perijinan dari awal seperti lingkungan RT, RW, kelurahan, camat sampai ke perijinan, legal lahan di BPN, dan lain-lain. 
  7. Tahapan pengecekan legal lahan, berapa pemilik, waris atau tunggal, girik atau shm, ada sengketa atau tidak, info-info lingkungan lahan, dan lain-lain.
  8. Tahapan kebutuhan modal, cadangan modal pribadi yg dimiliki, cadangan sampai pembayaran tahap 2 dan 3 termasuk ide dari mana sumber pendanaan.
  9. Tahapan rencana pembagian tugas atau manajemen proyek, siapa urus apa, dan lain-lain.
  10. Tahapan Menyusun proposal secara tertulis.

Berbagai pentahapan di atas, pada saat proposal diajukan untuk usulan proyek Deprindo, hendaknya sudah dilakukan oleh member pengusul.

Apakah ini terasa berat? Bukan masalah berat atau ringan, dengan ide dasar anggota di dorong menjadi developer, itulah langkah-langkah yang harus ditempuh.

Dengan ide anggota menjadi developer, maka segala aktifitas menjadi developer harus ditempuh.
Waktu, lokasi, pemikiran, semua dicurahkan untuk langkah-langkah di atas, jalankan seperti yang dipelajari di workshop.
Jika tahapan-tahapan di atas telah dijalankan, bagaimana mengeksekusi menjadi proyek, disinilah peran Deprindo untuk melakukan pendampingan, bimbingan hingga bersama-sama menjalankan dan merealisasikannya.

Siapa itu Pimpro

Dari tulisan diatas, siapa pemeran utama dari proyek ini? Ya anggota sendiri. Peran utama anggota inilah yang selanjutnya memakai istilah ibu Ketum sebagai Pimpinan Proyek atau Pimpro.

Pimpro dari anggota untuk proyek yang secara modal lahan dan dana juga dari anggota pengusul bisa jadi menjadi Direktur utama, mengingat share dan resiko yang besar dari dirinya.

Untuk pimpro yang semua isi proposal masih membutuhkan dukungan seperti tanah milik orang lain, modal milik orang lain atau dicarikan oleh Deprindo, keahlian juga masih belum teruji, anggota ini akan menjadi pimpro yang sebenernya.

Resiko dan tanggungjawab proyek secara material bisa ditarik ke investor atau DPP Deprindo dengan menugaskan personal yang dianggap mampu untuk menjadi direksi.

Proposal yang Masih Belum Sepenuhnya Bisa Diterima Deprindo

  1. Proposal yg belum apa-apa sudah menyerahkan ke DPP.  Sulit bagi DPP ketika ada usulan; “ada lahan bisa kerja sama, kapan DPP survei?” Ini keliru, yang survey ya anggota, jalankan sebagai pentahapan diatas.
    Dalam pentahapan ini karena masih belajar ajaklah secara pribadi member lain atau mengurus yang dianggap mampu bisa menjadi pilihan. Jangan belum apa-apa, lempar bola ke DPP.
  2. Segala pentahapan belum dilakukan. Selama pentahapan di atas anggota pengusul belum jalankan, sulit bagi DPP menerima proposal.
  3. Anggota hanya menyerahkan ide, tidak mencerminkan pelaku proyek atau pimpro. Banyak anggota menyodorkan ide bagus namun dia sendiri belum sepenuhnya akan menjadi developer. Contoh seperti; “ini ada lahan, bisa kerjasama, kuning, belum ada inlok, prospek bagus di Kalimantan, ayo DPP kita garap, dst”, tapi si pengusul masih kerja di Jakarta dan tidak niat keluar, pindah ke Kalimantan dan menjalankan proyek menjadi pimpro. Proposal seperti ini sulit bagi DPP untuk menerima, terus siapa yang akan jalanin, gak mungkin Bu Ketum kan atau pengurus DPP yang lain?

Singkat cerita dari tulisan ini, pengusul proposal untuk proyek yang melibatkan Deprindo adalah member yang siap menjalankan pentahapan menjadi developer properti.

Prinsipnya jalankan dulu tahapan-tahapan itu, setelah matang dan yakin dalam pentahapan, sedangkan untuk eksekusinya belum memiliki keahlian atau memerlukan dukungan investor baru ajukan ke DPP.
Hal lain seperti pembagian tugas manajemen, bagi hasil laba, dan lain-lain bagian dari negosiasi.

Meskipun tidak salah, diskusi bagi hasil hasil diawal menjadi pepesan kosong, kalau ujung-ujungnya member pengusul proyek tidak menjalankan tahapan-tahapan seperti di atas.

Selamat beraktifitas, jalankan tahapan menjadi developer, dan bersiaplah menjadi developer yang sebenarnya

Salam sukses selalu

Sebuah goresan tangan Sang Sekjen
Pratomo Harimawan, akrab disapa Mandor Tomo,

Lihat artikel lainnya:
Apa yang Dimaksud Pimpro Dalam Inisiasi Proyek Deprindo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

×

Hallo...!

Workshop Cara Benar Memulai Bisnis Developer Properti Bagi Pemula akan diadakan tanggal 20-21 Januari 2024 di Jakarta

× Info Workshop Developer Properti