Sebagai perusahaan pengembang (developer), maka orang yang bertanggungjawab di bidang perencanaan haruslah seorang arsitek yang memiliki pengetahuan dan skill merancang proyek, seperti membuat konsep rancangan dan prarancangan (schematic design).
Konsep rancangan dibuat dengan memperhatikan dan mengakomodasi kepentingan pasar dan selera konsumen. Karena konsumenlah yang menentukan suatu rancangan bagus atau tidak.
Bagaimana caranya menentukan sebuah rancangan bagus atau tidak? Caranya mudah sekali, jika rancangan bagus maka produknya akan laku dan diterima pasar. Begitu sebaliknya, jika rancangannya jelek maka konsumen tentu tidak berminat untuk membeli. Tentu saja dengan memperhatikan faktor lainnya.
Jika konsep rancangan sudah ok, maka tugas arsitek selanjutnya adalah membuat prarancangan proyek. Prarancangan ini harus memperhatikan efektifitas baik dari segi teknis pelaksanaan, biaya dan waktu maupun dari sisi desain, terutama desain tapak atau siteplan.
Arsitek yang jago mampu mendesain siteplan yang efektif sehingga tanah non komersil bisa diminimalisir, dengan demikian lahan komersil menjadi lebih besar. Lahan komersil yang lebih luas membuat harga jual produk lebih murah sehingga proyek bisa bersaing. Tapi harus diperhatikan bahwa desain siteplan harus selaras dengan peraturan daerah setempat.
Setelah schematic design desainnya disepakati, tugas selanjutnya adalah mendisain bagian yang lebih detil seperti membuat perencanaan pola ruang, gambar fasad bangunan termasuk gambar-gambar 3 dimensi (3D), gambar kerja termasuk denah, gambar potongan, gambar detil bangunan dan gambar situasi.
Tata ruang yang dihasilkan harus nyaman, fungsional dan ergonomic.
Sementara fasad bangunan harus mampu memberikan nilai tambah estetis kepada proyek secara umum yang semuanya diejawantahkan dalam disain 3D dengan rendering kualitas prima pada marketing tools. Kenapa perlu membuat gambar 3D yang berkualitas? Karena gambar tersebutlah sebagai sarana kita untuk memikat hati calon konsumen.
Bayangkan jika anda ditawari sebuah rumah tetapi gambar brosurnya serba buram dengan pewarnaan yang tidak menarik, tentu kondisi ini akan mempengaruhi ketertarikan anda untuk membeli.
Lain halnya ketika anda disodori sebuah rumah dengan kualitas disain brosur yang jempolan maka otomatis anda akan merasa tertarik untuk mengetahui lebih jauh, sekurangnya itulah yang terjadi karena pandangan pertama.
Hal ini terjadi karena otak anda dipengaruhi oleh penglihatan visual anda. (more…)