Jarang developer yang mau membuka berapa untung bersih proyeknya
Berapa sih keuntungan yang didapatkan oleh seorang developer properti? Nah, pertanyaan ini sering ditanyakan oleh orang yang ingin menjadi developer properti.
Fikir mereka, saya harus tahu dulu berapa kemungkinan laba yang bisa saya dapatkan jika saya akan menjadi pengembang properti.
Tidakpun orang-orang yang ingin menjadi pengembang, banyak juga orang yang sekedar kepo terhadap cuan seorang developer properti.
Pertanyaan ini tidak bisa dijawab hitam putih. Maksudnya tidak bisa dipastikan angkanya, karena banyak faktor yang menentukan besar kecilnya keuntungan yang didapatkan oleh seorang developer ketika mengembangkan suatu proyek.
Baca juga: Ini jadwal workhop developer properti bagi pemula
Selain tidak bisa dijawab hitam putih pertanyaan ini tidak akan dijawab secara jelas oleh seorang developer jika ditanya. Karena memang bagi seorang pebisnis agak tabu membahas keuntungan bisnis dengan orang lain.
Kecuali perusahaan terbuka yang sudah listing di bursa efek, kondisi keuangan termasuk keuntungan wajib disampaikan ke publik karena mereka terikat azas keterbukan.
Itupun keuntungan perusahaan secara global, bukan keuntungan proyek per-proyek yang dilaporkan ke publik atau pemegang saham.
Artinya dalam laporan tersebut mereka tidak akan membahas keuntungan 1 unit rumah, berapa HPP-nya, berapa harganya. Bukan begitu yaaa 😀
Adapun faktor yang menentukan besarnya keuntungan sebuah proyek properti adalah harga tanah, biaya membangun, harga jual dan biaya-biaya lain.
Harga tanah
Harga tanah ketika tanah dibeli oleh developer sangat menentukan besarnya keuntungan suatu proyek. Hukumnya jelas, jika harga tanah semakin murah maka keuntungan developer menjadi besar. Amat logis.
Hal inilah yang berlaku bagi developer yang mengembangkan proyek skala besar atau dikenal dengan nama township.
Maksudnya si developer sudah membeli lahannya sejak zaman dahulu, tentu saja dengan harga yang amat murah.
Sekarang seiring dengan perkembangan dan pengembangan proyek, maka harga jual produk menjadi mahal. Dengan kondisi ini developer mendapatkan keuntungan yang besar karena harga beli tanah yang amat murah dulunya.
Biaya membangun
Biaya membangun proyek, mulai dari membangun infrastruktur, membangun unit mengambil komposisi biaya yang cukup besar dalam pengembangan sebuah proyek properti.
Untuk proyek perumahan perkiraan biaya membangun fisik ini bisa mencapai 30% sampai dengan 50% dari Rencana Anggaran Biaya.
Sementara untuk pembangunan apartemen persentase biaya konstruksi lebih besar lagi, bisa mencapai sekitar 70% dari nilai proyek.
Melihat besarnya persentase biaya pembangunan fisik, maka seorang developer harus menekan biaya tersebut seefesien mungkin. Jika biaya konstruksi bisa ditekan maka hal itu akan berpengaruh terhadap besarnya keuntungan proyek.
Khusus untuk developer yang membeli lahan sudah sejak zaman dahulu kala dan baru mengembangkan sekarang, keuntungan yang didapat bisa lebih dari 50% dari harga jual tiap unitnya.
Harga jual
Hal lainnya yang menentukan besarnya keuntungan suatu proyek properti adalah besarnya harga jual. Semakin tinggi harga jual maka akan berpengaruh terhadap omzet proyek. Yang ujung-ujungnya berpengaruh terhadap keuntungan proyek.
Sebenarnya seorang developer bebas-bebas saja menerapkan harga jual terhadap proyeknya. Tidak ada batasan. Batasannya hanyalah kesanggupan konsumen membeli proyek tersebut.
Kesanggupan membeli konsumen dipengaruhi oleh lokasi dan fasilitas yang didapatkan konsumen ketika membeli.
Selagi konsumen sanggup membeli maka harga berapapun ok ok saja. Kecuali untuk perumahan subsidi atau rumah susun umum yang harganya sudah dibatasi pemerintah.
Biaya-biaya lain
Hal selanjutnya yang berpengaruh terhadap keuntungan developer adalah biaya-biaya lainnya, seperti biaya perencanaan, biaya perizinan, biaya pemasaran dan overhead cost.
Tetapi semua biaya ini tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan harga tanah dan biaya membangun fisik proyek. Paling tinggi biaya-biaya ini hanya mengambil porsi 10%.
Besar keuntungan developer yang wajar
Jika seseorang ingin menjadi developer properti saat ini, berapa keuntungan yang wajar sehingga proyek dikatakan feasible?
Menjadi developer saat ini maksudnya tanah belum punya, masih tahap mencari. Berbeda dengan developer yang sudah memiliki tanah.
Sebenarnya tidak ada indikator resmi yang menyatakan feasibilitas suatu proyek dilihat dari besarnya keuntungan.
Apalagi bagi seorang yang mengembangkan proyek sendiri, mereka bebas menentukan kelayakan proyek menurut versi masing-masing.
Tetapi jika pengembangan proyek melibatkan pihak ketiga seperti investor, maka investor memiliki hitungan tersendiri.
Biasanya untuk proyek perumahan tapak, investor (atau konsultannya) mensyaratkan laba proyek minimal 30% dari omzet proyek.
Syarat ini bisa diadopsi oleh Anda yang ingin menjadi developer properti. Jika setelah dihitung-hitung, dioret-oret keuntungan proyek ini 30% dari omzet maka proyek tersebut feasible untuk dikerjakan. Maka mainkan!
Lihat artikel lainnya:- Pak Bagaimana Cara Memulai Sebuah Proyek Properti?
- Cara Mudah Melakukan Studi Mendalam Terhadap Potensi Suatu Lokasi, Sehingga Anda Tidak Terjebak
- Lokasi Itu Memang Sudah Ramai Tapi Belum Cocok Dibangun Apartemen. Mungkin 10 Tahun Lagi Baru Pas. Perhatikan Hal-hal Ini
- Hati-hati Jika Menerima Permintaan Rumah Ready Stock
- Menjadi Developer Properti Itu Harus Mampu Menggerakkan Dukungan Dari Orang Lain
- The Man Behind The Gun
- Syarat Menjadi Developer Perumahan
- Milih Kopi Susu Kiri Atau Susu Kanan?
- Kenapa Pembayaran Tanah Secara Bertahap Sering Disepakati Antara Pemilik Lahan Dan Developer
- Wajib Baca Untuk Anda yang Sering Terima Penawaran Takeover Proyek
- Bagaimana Cara Menjual Diri di Hadapan Kolega Bisnis (Lagi)
- Cara Konyol Meyakinkan Calon Pembeli
- Gaji 12 Juta Per-Bulan, Bisa Beli Rumah Harga Berapa?
- Menjadi Karyawan Sebuah Perusahaan Properti Sebagai Salah Satu Cara Mudah Untuk Menjadi Developer Properti
- Menekan Ketakutan Menjadi Developer Dengan Merubah Mindset